CERITA DEWASA AKU MEMPERKOSA BU RIDA

CERITA DEWASA AKU MEMPERKOSA BU RIDA


CERITA DEWASA AKU MEMPERKOSA BU RIDA, Hasrat-Bispak31 Namaku Ari (nama fiktif), saya ialah seseorang mahasiswa di salah satunya perguruan tinggi tempatku tinggal, saya tenar menjadi seseorang nerd yang tidak pernah mempedulikan wanita alias tak pernah pengen menjelimet dengan yang bernama doian, tetapi hasrat seksku yang gak tersalurkan ini makin menggelora tiap-tiap saya lihat mahasiswi sekelasku yang punyai badan-tubuh menarik, selanjutnya tiap hal demikian berlangsung saya cuma dapat coli di rumahku sembari mengayalkan dapat ngentot sama mereka. Saya punya kontol yang cukup menyenangkan untukku yakni sejauh 17 cm, gendut serta berurat.


Back to story….


Ini pagi saya kuliah dengan salah seseorang dosen wanita muda, kutaksir umurnya lebih kurang 26 tahun, dia yakni bu rida, akhwat hijab lebar, belum menikah lantaran belumlah ada yang sesuai ucapnya, Awalan dia mendidik di kelasku, dia tidak begitu menarik perhatianku sebab badannya yang selalu ditutupi hijab serta gamis panjangnya, tapi kian ke sini saya punyai fantasi tertentu ialah dapat rasakann badannya. WAJIB 4D


Saya memikir bagaimana triknya ya agar dapat cicipin badan beliau ini, saya mendapat inspirasi untuk memasangkan kamera pengaman yang menyoroti meja beliau, meski tidak bisa bukti aneh-aneh namun sekurang-kurangnya bisa memandang mukanya yang terus tidak pingin jika dijepret, ini siang saya lalu memperlancarkan gagasan itu, esok harinya saya ambil rekaman itu serta saya menyaksikan dosen yang kumaksud tengah masturbasi memakai suatu dildo dengan memakai pakaian komplet di meja kerjanya


Memandang hasil rekaman itu, saya tunggu sampai sore hari berniat buat menggrebek beliau, waktu ruangan dosen udah sepi, saya masuk sembunyi-sembunyi tanpa nada,serta betul saja kedengar desahan kecil "uhh..sshh", kudekati meja beliau, ketika mulai merapat, kuberkata "masihlah ada orang?", "hhmm..masih" katanya sedikit gelagapan, "oh bu rida, belum pulang bu?" Tanyaku, "hhmm belum nih ri" jawabannya mendesah kecil, kusaksikan dari raut mukanya dilihat kalau dia tengah horny berat, ke-2  tangannya masih tetap di bawah meja, "ibu kok keringatan? Ini area AC loh" tanyaku, "eee…tadi…anu…" ia nampak was-was, "anu apa bu?" Tanyaku, "itu…saya kembali rampungin sejumlah buku di tempat ini" katanya, kusaksikan rapi saja meja beliau. 


Kudekati beliau, "pengen ngapain kamu?" Tuturnya sedikit terkejut, kuperlihatkan video yang udah kurekam ke beliau, beliau tampak pucat pasi, "kamu merekam saya?! Pengen apa kamu!" Teriaknya, "gak boleh geram-marah ah bu, sembunyi-sembunyi akhwat seperti ibu ini miliki gairah besar pula ya" jawabku rileks, "tak boleh kurang ajar ya kamu!" Amuknya kembali, "ibu puasin saya atau video ini saya tebar biar banyak mahasiswa lain dapat tiduri ibu?" Tanyaku dengan enjoy, ia terkejut dan tersandar lemas di bangku kerjanya, "ibu minta tidak boleh demikian ri, tolong yaa" pintanya, "bisa nggak saya tebar tetapi ibu mesti ikutin saya" ucapku sembari buka celana panjang serta cdku, terekspos kontolku yang telah 1/2 tegang, dia mengalihkan mukanya dan berteriak kecil "aih!"


"eleh..berlagak sok buang muka, ini lebih besar loh dari kontol-kontolan yang ibu gunakan di video itu" ucapku dengan enjoy, kedengar tangisan kecil, "udah tak boleh nangis" ucapku, kutarik tangannya yang sampai kini belum disentuh lelaki pikirku lantaran begitu halus mengarah kontolku,kupinta dia memegang kontolku serta mengocak lambat, tangannya menggigil, tetapi nurut mengocak, "telah gak boleh nangis sini simak saja" ucapku sembari menggenggam kepalanya untuk menengok memandang kontolku, tampak matanya berkaca-kaca, kudorong kontolku ke bibir kecilnya yang seksi itu, "membuka dan sepong kontol ari bu" ucapku, ia masih tutup mulutnya, saya menjepit keras hidungnya hingga dia kepelikan bernafas dan buka mulutnya, dengan bergas ku tambahkan kontolku ke mulutnya serta kuhentakkan dengan kasar


"ohok…ohok" bu rida terbatuk-batuk, "bila saya tidak pengen kasar, nih hirup saja!" Gertakku, menyaksikan saya memarahi,dia mulai coba menyedot-nyedot palkonku dan memaju mundurkan kepalanya, saya segera ambil camera yang terkapar di meja beliau dan merekam pekerjaan beliau nyepongin kontolku, "bu rida, cheese!" Ucapku, dia menatapku serta akan berang lantaran dia sadar saya merekamnya, tapi kutahan kepalanya dengan tanganku, "hhmm..ehhmm.." suaranya ketahan, kuletakkan camera itu di meja beliau kembali, kuraba toketnya di luar gamis biru tua yang dia pakai ini hari, dia kembali memelototiku, saya mengabaikannya serta memulai meremas toketnya, "hhmm..hhmm.." desah kecilnya.


Lantaran kurasa cukup sesion sepongnya, kutarik keluar kontolku dan kuberdirikan badannya, "pengen ngapain kembali kamu!" Gertaknya, kududukkan beliau di meja kerjanya, serta kunaikkan rok biru tuanya sampai kepinggang nampak kaki dan paha mulusnya


dia gak gunakan legging sepatutnya akhwat lain, dia cuman gunakan cd memiliki motif bunga, kuremas perlahan memeknya di luar cdnya, "ri…cukup…ssh" katanya, kutarik cdnya dan kubuang entahlah ke mana, kumelihat memeknya yang berjembut lebat itu serta bibir memek masih makin dekat, kupermainkan jariku di bibir mekinya buat cari itilnya, sesudah kudapatkan, kupijit-pijit itilnya, "sshh…stop ari" pintanya dengan mendesah. Saya lalu masukkan tanganku yang satunya ke gamisnya, cari toketnya, selesai kudapatkan langsung kuremas-remas kembali, dia tampak menggeleng-gelengkan kepalanya seakan menampik permainan tanganku akan tetapi dia terus menikmatinya, "sshh..sudah yaa..ari…" desahnya, kumerasakan memeknya mulai becek


"berlaga sok nolak! Ini memek ibu dah becek" ucapku, kuhentikan semua rangsangan, kuarahkan cameraku ke memeknya agar merekam kegiatan eksekusiku, kudekatkan dan kugesek palkonku ke bibir memek beliau, "sshh…jangan tidurin ibu ri…ibu memohon..sshh" ujarnya sembari mendesis, kumasukkan palkonku berasa ada yang menjejal kontolku, kupijit-pijit kembali itilnya berniat buat menstimulasinya, lalu kuhentakkan keras kontolku ke mekinya, "Akkhh! Sakit ari!" Teriaknya dengan kepalanya yang mendangak keatas. Kudiamkan sekejap kontolku di memek bu rida, berasa pijatan memeknya yang begitu nikmat, kumulai mengeluar masukan kontolku di memek beliau, "kamu jahat ari! Kamu setubuhin ibu!" Gertaknya, menyaksikan dia memarahiku dengan keras

CERITA DEWASA AKU MEMPERKOSA BU RIDA

saya memacu memeknya dengan keras juga ekspresikan kemurkaanku sebab beliau gertak, "Uhh..sshh…perih ari, hentikaaaaann…" desahnya menampik kelakuanku, menyaksikannya lebih mendesah kuhentakkan lebih keras kontolku sampai berasa sentuh bibir rahimnya, "akhh..tidak boleh dalam sekali ri" desahnya, perlahan-lahan suara perihnya beralih menjadi desahan manja, "ahh..kurang ajar kamu..sshh…ohh…", "ari…sshh…ibu pengin keluar…sshh" desahnya, berasa mekinya berkedut-kedut, saya kian memecutnya keras sampai menggoyahkan meja kerja beliau ini, "ohh ibu sampai…sshh" desahnya dituruti dengan semburan hangat cairan cintanya tentang palkonku, berasa semburan kecil di perutku dari mekinya WAJIB 4D


kudiamkan kontolku biarkan dia nikmati orgasmenya, lalu kugendong beliau dengan kontolku masih yang menancap di mekinya, kubawa dia serta camera yang dari sejak barusan merekam kegiatan kami ke meja kerja dosen lain, kulepaskan kontolku,kelihatan darah fresh melekat di tangkai kontolku, lalu kuposisikan badannya membungkuk serta bertopang di meja itu, kukembali menyikatnya dari belakang, "Uhh.." desahnya waktu kontolku masuk memeknya, kugenjot dengan sedikit kasar, kuremas toketnya dari belakang, kutegakkan badannya maka dari itu dia berdiri tegak dengan kontolku masih memecut memeknya, cadar lebarnya mulai kusut begitu halnya gamisnya lembab sebab keringat kami, kedengar suara telephone yang kutebak itu ialah telephone seluler kepunyaannya, "ari setop ri…itu ada telephone..ssh" pintanya


saya berasa kalau saya miliki sebuah inspirasi hilang ingatan, "ibu jalan ke meja ibu, saat ini dengan kontol saya masih di memek ibu, cepat!" Perintahku, tampak dia jalan membungkuk bertopang di lututnya, saya masih tetap melecut memeknya tanpa ampun, "ari, ibu letih…udah donk" pintanya sekalian menggerakkan pahaku supaya saya hentikan pacuanku, saya menarik pundaknya untuk kembali tegak, kupegang dagunya serta berujar "jalan saja lah kau lonte! Kau itu lonte saya saat ini! Haha", sekalian selalu memaksa jalan, setelah di meja kerja beliau, dia langsung meraih mobile phonenya dengan status menungging bertopang di meja kerjanya, kulepaskan kontolku untuk ambil camera baru saja ketinggalan di meja dosen lain


kusaksikan dia segera mengangkut telephone, "ya sony?" Tanyanya, oh dari adiknya ternyata, kulangsung percepat jalanku ke arah beliau, kuposisikan camera untuk selalu merekam kami, dan kembali kugenjot memeknya, secara halus untuk memberinya kesenangan buatnya, "pengin jemput mbak yaah..ssh?" Tanyanya, kuperintahkan bu rida buat aktifkan loudspeaker mobile phonenya, "mbak sakit ya? Jam berapakah sony jemput?" Bertanya adikknya cemas, "eeenng tidak kok son, kakak hhmm baik aja…,ssh kakak pulang naik angkot ajaahh kelak" ujar bu rida dengan mendesah sebab saya tidak hentikan lecutanku di memeknya, "oh baik mbak, berhati-hati ya" sebut adiknya di telpon, "hhmm iya dek" ujarnya. Mengerti telpon itu sudah selesai, kugenjot keras kembali memek beliau, "ohh..ohh..sshh…" desahnya, "ibu pengen keluar kembali ri…sshh" desahnya, "ah cepat sangat bu,hhmm" desahku, kutarik keluar kontolku serta kuarahkan kontolku ke anusnya, "eh!eh!eh! Pengin ngapain kamu disana? !" Katanya kuatir, lantaran kontolku sudah basah dengan cairan mekinya langsung kumasukkan sedikit kontolku ke anusnya


"Akkhh! Pedih ari, tak boleh disana!" Teriaknya, kuhentakkan lagi kontolku sampai kontolku masuk seluruhnya di anusnya, "ohh stop ari, sakit…" pintanya, kugenjot perlahan sembari kumainkan jariku di memeknya yang membuat kembali mendesah kendati kesakitan "aduh…sshh…ahh ari…", saya berasa jika saya lekas muncrat, kutarik kontolku dari anusnya serta kumasukkan ke memeknya yang rapat itu satu kali lagi buat memberi orgasme ke-2  untuk beliau, "ohh…ibu hingga sampai" desahnya dituruti semburan cairan cintanya bisa lebih banyak dibanding yang pertama, hingga membasahi lantai, kutarik keluar kontolku keluar memeknya, lalu kuhentakkan lagi kontolku ke anusnya, "akhh sakit itu ari!" Teriaknya yang baru-baru ini terima orgasme ke-2 , kupercepat pecutanku, "aahh ahh bu saya sampai" desahku disertai dengan 4 kali muncratan pejuku dalam anus beliau, "ohh perih…sshh" desahnya merasai semburan pejuku di anusnya


sesudah senang saya menyemprot pejuku, saya ambil kontolku dan badan beliau jatuh ke lantai yang basah dengan cairan beliau, kucari cd beliau, dan kubersihkan kontolku dengan cd beliau, kurekam badan beliau yang terduduk lemas menyender di meja tempat kami memecut gairah barusan, kerudung panjang dan gamisnya basah disanggupi keringat, sementara roknya dibasahi cairan cinta, darah fresh serta pejuku yang keluar anusnya. Kulekas memanfaatkan busanaku, ambil bra beliau, "saya mohon bh ibu ya, buat bahan coli, oke sayang, tak boleh kadu siapa kalaupun tidak ingin rekaman ini saya tebar, kamu jadi lonte saat ini bu, haha" ucapku di muka parasnya sekalian kukecup dahinya, kedengar tangisan menjadi-jadi dari beliau, kutinggalkan beliau sendiri di ruangan dosen itu dengan rasa senang.


——-


Ini hari merupakan 4 hari sesudah peristiwa pemerkosaan bu rida yang ari melakukan di ruangan dosen


——-


Bu Rida


Namaku rida (nama fiktif), saya merupakan salah seorang dosen anyar di perguruan tinggi yang berada di kota ini, saya biasa diundang "mbak-mbak akhwat" karena saya selalu kenakan hijab panjang diikuti gamis dan rok panjang untuk tutupi badanku dari tatapan genit beberapa lelaki, badanku kurus tinggi, dadaku tidak besar cuma seukur 34B.


Ini hari merupakan beberapa waktu selesai saya alami bencana pemerkosaan yang sedang dilakukan oleh Ari, mahasiswaku. Sore hari ini saya harus pulang rada malam seputar jam 9 malam sebab banyak pekerjaan yang sebaiknya kuselesaikan ini hari. Sebab telah termasuk tengah malam, jadi bis yang mengangkat dosen telah tak bekerja kembali, karena itu saya menetapkan untuk pulang memanfaatkan bis transkota, kumenunggu sekitaran 10 menit di halte depan universitas serta pada akhirnya hadir suatu bis transkota yang bisa kutumpangi, kutidak melihat kalau bis itu dipenuhinya oleh lelaki, dan cuma sedikit ada wanita, tapi karena saya takut apabila naik angkot jadi saya beranikan diri buat menggunakan bus itu, saya tak mendapatkan bangku untuk duduk, jadi kumemutuskan untuk berdiri, waktu ku asyik bergelut dengan mobile-phoneku, kumerasakan ada benda tegang yang menggesek-gesek bokongku yang terikat rok panjang warna krem ini.


BERSAMBUNG...

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama