CERITA DEWASA POLWAN MONTOK MENJADI PELACUR PART2

CERITA DEWASA POLWAN MONTOK MENJADI PELACUR PART2

WAJIB 4D PEMBURU HADIAH JACKPOT BESAR

CERITA DEWASA POLWAN MONTOK MENJADI PELACUR PART2, Hasrat-Bispak31 Bagaimana tidak, 5 bulan lalu, sewaktu dia tengah menanti anak buahnya menyerahkan hasil keamanan di warung langganannya, tiba-tiba kepalanya ditutup kantung hitam dan sebuah sengatan taser di uluhatinya membuat sempoyong hingga dia gak dapat menantang di saat dibawa ke mobil serta dibawa keluar dari Kalirotan. Cahaya lampu yang ditujukan ke parasnya membuat silau. Tangannya terborgol ke belakang bangku. Margo sudah tidak aneh kembali dengan ruangan investigasi. Dia telah beberapakali mesti duduk di dalam ruang semacam itu, bertransaksi untuk keamanan Kalirotan yang sesungguhnya…

Akan tetapi kesempatan ini permohonan, bukan… perintah yang diterimanya cukup unik. Dia justru belum mengetahui siapa interogatornya kesempatan ini. Nada pria itu demikian dalam, sampai dia lantas mengaku kalaupun dia jadi menyimpan hormat ke orang itu.

"Margo, waktu ini di Kalirotan ada orang baru, namanya JuaSani Putri," kata lelaki itu jadi permulaan. Margo yang rata-rata gak sabaran serta berani menantang sekarang pilih mengkaji.

"Dia saat ini tinggal dalam tempat Nuri. Saya pengin, kau monitor dia… Kau serta anak buahmu bisa pakai ia jadi layanan uang keamanan seperti yang umum kau laksanakan. "

Embusan cerutu cuba mengenai paras Margo. Orang ini dahsyat, pikirkan Margo… dia berjumpa musuh yang  lebih kokoh dibanding dianya.

"Anak buahku juga kerap ada seperti umumnya, mengharap bagian darimu… serta kamu akan antara mereka untuk nikmati wanita itu. Saya pengen wanita itu dijarah berusaha keras… kau harus mengatur sampai tamunya semakin lebih beberapa dari tempat lainnya, meskipun sebetulnya tanpa ada kontribusimu juga ia pasti akan menjadi diva di sana… Sebarkan kabar, sebarkan terkait dirinya… kecantikannya, kemolekannya…"

Maro selanjutnya membulatkan tekad buat bertanya… "Mengapa kau ingin merusak wanita itu demikian rupa… apa kelirunya kepada kamu?"

CERITA DEWASA POLWAN MONTOK MENJADI PELACUR PART2

Lelaki itu menjawab, "Saya ingin merusak dianya, sampai apabila waktunya telah tiba… dia dapat taat sepenuhnya pada diriku… Tapi, seblum dia mendapati status yang terhormat di telapak kakiku… dia harus rasakan apakah yang dimaksud namanya neraka dunia, apakah itu neraka jahanam…"

Margo menciut. Lelaki ini edan, pikirnya.

Dering Sony Experia Ultra hasil curian bergetar lembut dari sisi meja butut dalam kamar Margo, dan membikin Margo balik ke alam sadarnya. Dia ambil HP itu serta termangu…

"Ya?" jawab Margo.

"Baik… Siap… Baik… Kerjakan…"

Mira memandang bila Margo menjadi pucat sesudah terima telpon itu… dan Mira belumlah sempat memandang Margo setakut itu.

"Siapa Bang?" bertanya pelacur itu manja. Margo menangkis gadis itu.

"KELUAR!" gertaknya, bikin Mira takut.

"Ada apakah Bang?"

"Keluar kataku! Saya ingin urus Sani, kau bisa turut saksikan ia disiksa. Namun saat ini, keluar!"

Mira selekasnya keluar rumah Margo yang simpel itu, akan tetapi hatinya sedikit bahagia sebab dia dapat memprovokasi Margo untuk membinasakan Sani. Dia tidak perduli dengan Margo yang saat ini terduduk pucat.

Pembicaraan barusan bikin Margo sangatlah takut. Lelaki itu betul-betul iblis…

"Margo… tentu saat ini Mira telah memberikan badannya pada kamu sebagai bayaran untuk merusak Sani…" kata lelaki itu, yang membikin Margo termenung.

Bagaimana dia dapat mengetahui?

"Kau dapat kerjakan apa yang dia minta… kau membawa Sani ke gudang kosong, mengajak ke-10 panglima areamu… silahkan siksa Sani, tiduri mati-matian, tetapi jangan sempat ia mati… Kau bisa bawa Mira, agar ia ikut pula menganiaya Sani untuk mengeluarkan marahnya…"

"Tapi satu saja perintahku kau langgar… MATI!"

Sani yang berbelanja sayur, cuma kenakan tank hebat serta celana pendek, gak begitu mencermati Mira yang ada dekatinya. Dia merasa wanita itu seperti sama dirinya… cuma tempat penampungan sperma.

"Eh Sani…" sapa Mira bergaya ramah. "Berbelanja?"

WAJIB 4D PEMBURU HADIAH JACKPOT BESAR

Sani cuma tersenyum simpul, dia sedang tak ingin berbasa-basi. Bahkan juga sesungguhnya dia sendiri tidak memiliki banyak rekan di Kalirotan. Dia bertambah lebih tertutup dalam pertemanan. Yang dia ingin melakukan semata-mata buka pahanya lebar-lebar, serta membebaskan beberapa lelaki hidung belang kelas teri nikmati vagina, lubang anusnya dan mulutnya dengan maksimal.

"Sani… saya pengin minta bantuan sekejap, saya pengin mengambil barang di gang samping, saya malas sendiri… mahfum banyak yg suka godain, hihihi!"

Sani yang malas pengin sekali menampik, tetapi Mira membekuk lengannya serta menariknya ke arah tempat yang rada sepi saat sebelum menodongkan pisau ke pinggang Sani.

"Turut gua, anjing! Atau gua tusuk elo di sini!" gertak Mira.

Sani terpaksa sekali mengikut cara Mira ke gang yang ia mengetahui sebagai sisi terkejam di Kalirotan, dan tidaklah ada satu juga PSK yang cukup normal untuk menawarkan diri pada tempat itu…

Mira  memajukan Sani masuk ke satu rumah yang lebih serupa gudang, Dorongannya lumayan keras maka dari itu Sani tersungkur jatuh masuk ke rumah yang gelap itu. Waktu si gadis bangun, dia bisa dengar jika pintu ada berada di belakangnya ditutup. Buat sebentar, kegelapan keseluruhan.

Byaaaar! Hidup lampu yang tiba-tiba itu membuat si gadis mengerjap lantaran silau. Dan di saat dia bisa mendapat kembali pengelihatannya. Margo dan sepuluh panglimanya sudah mengepungnya. Mira setelah itu ambil langkah ke tengah lingkaran, dia dekati Sani dan…

PLAK! Pukulan keras si pelacur yang tidak diduga oleh Sani bikin Sani terhuyung. Lantas pukulan dan sepakan terus-menerus Mira membuat Sani terjengkang. Mira yang seperti kesetanan terjang Sani yang terjengkang, jatuh telentang di lantai gudang. Mira duduki perut Sani, serta dengan serampangan memukuli paras Sani, menjambak rambut gadis itu, dan menubrukkannya ke lantai gudang. Cakaran Mira yang berencana membidik muka Sani tinggalkan sisa di muka mulus si bekas polwan. Awal mulanya Sani memutuskan pasrah.

WAJIB 4D PEMBURU HADIAH JACKPOT BESAR


Akan tetapi instingnya untuk tetap bertahan kembali ada. Demikian mendapatkan kesempatan, Sani selekasnya berikan perlawanan. Dia balas mencakar, menjambak, memukul dan menyepak Mira. Beberapa lelaki ketawa berbuat yang kurang etis, ya… terkecuali Margo…Ia melihat type perkelahian ke-2  pelacur di hadapannya itu…. khususnya Sani, pelacur yang paling menjadi perhatian oleh si perwira.

"Aneh… model berkelahinya demikian biasa", batin Margo… "Justru lebih serupa pelacur berkelahi…."

Ya, Sani sekarang tidak lagi berhadapan bagaikan seseorang polwan. Dia sekarang cuma bertanding menurut perasaan survival… dan ini cukup mencengangkan Margo, yang berharap jika pelacur yang paling jadi perhatian ini mempunyai keterampilan berlaga yang dapat membuat si perwira terpana. Tetapi, sesimpel apapaun Cat Fight yang terhidang, terang terlihat kalaupun Mira mulai kelabakan. Sani sendiri mulai tampak kembali pada gaya berlaganya yang dahulu.

Margo memberinya pertanda ke seoang anak buahnya yang dengan gesit menelikung Sani, menjambak rambutnya sampai si gadis meringis dan mengeluh kesakitan. Mira mengusap darah dari bibirnya yang cedera oleh tonjokan Sani, mengatur rambutnya yang kusut sekalian dekati si gadis yang meronta kesakitan.

BAM! Mira membantai muka Sani, sebabkan bibir pecah.

BAM! Pelipis si gadis.

BAM! Hidung Sani… sampai mimisan…

SCRATCH! Kuku Mira yang cukuplah panjang menggores paras Sani sampai tinggalkan goresan membujur dari kening kanan ke pipi kiri sampai ke rahang  si gadis. Mira tersenyum iblis menyaksikan muka Sani yang telah dibikinnya cacad itu. Tetapi dia belum puas… Dia mengepalkan tangannya dan…

BUGH! Sani sampai muntah dan megap-megap. Mira menggebuk mutlak di uluhatinya. Panglima Margo melepas si gadis yang lekas jatuh terduduk, dan Mira memberi sepakan keras ke rusuk si gadis, sebabkan Sani terjengkang serta mendekap kesakitan.

"Mira! Cukup!" suara Margo yang keras hentikan cara Mira.

Rupanya Mira telah memegang sebilah pisau cutter. Barusan cutter itu dipakai untuk menodong Sani. Mira melihat Sani yang mengesah mengendalikan sakit di perutnya. Tangan yang memegang cutter itu bergetar… Serta Mira mengambil langkah maju.

CERITA DEWASA POLWAN MONTOK MENJADI PELACUR PART2

Sekarang Margo sendiri yang membantai Mira dangan maksimal. Si gadis terjengkang, menjerit kesakitan. Dia menyuruh lima panglimanya buat berikan pelajaran pada Mira, yang sekarang beringsut ketakutan. Samar-samar Sani dengar pukulan, sepakan, jerit Mira, bunyi cabikan kemeja. Tapi saat ini dia harus memikir dirinya sendiri sendri yang tidak lebih bagus. Margo dekati dianya sendiri bersama lima panglimanya yang lainnya. Dia coba merayap menjauh, akan tetapi suatu kaki yang mencapai telapak tangannya dengan keras membuat menjerit kesakitan.

Sani melihat belati instruksi yang digenggam Margo, belati dengan baja alternatif yang paling berkilau. Dengan badan tengkurap, Sani haya dapat bergidik rasakan dinginnya baja yang digesekkan dibalik celananya. Baja dingin itu menjalari pantanya yang paling digilai banyak lelaki yang nikmati badannya… pantat sekal yang seperti merayu tiap-tiap lelaki buat meremasi bongkahan itu, menamparinya, mengigitinya, bahkan juga menjilatinya… Serta terpenting lubang cantik yang seperti tidak pernah buka lebar itu sebagai dermaga penis-penis yang jarang mendapat keasyikan mirip, baik dari istri resmi mereka atau pelacur yang lain memutuskan untuk tidak membebaskan lubang pembuangan mereka dimasuki penis. Sani dapat rasakan baja itu mengusung bahan celana pendeknya, serta bunyi robekan perlahan-lahan kedengar, pertanda jika saat ini kain penutup selangkangannya mulai tercabik serta membikin selangkangan eloknya terkena dinginnya lantai gudang yang kotor dan dingin. Dengan badan masih yang ditahan telungkup di lantai gudang kembali Sani dapat merasai dinginnya baja belati menjelajahi punggungnya… kemudian…sreeeeeeek! Bahan tanktop tipis itu gak sama dengan kuatnya baja belati, sampai dengan beberapa pergerakan saja badannya terpasang bebas di depan lelaki bajingan yang terus berlakukan banyak buruh sex komersil ibarat onggokan daging pemuas gairah. Sani masih telungkup di dinginnya lantai gudang yang kotor serta kasar hanya karena berbentuk susunan laporkan semen tiada tegel atau keramik. Payudaranya, perut ratanya, pahanya perih sebab tergores lantai.

Sani dapat dengar bunyi sabuk yang dibuka. Dia menyiapkan dirinya….

CTAAAAR!

WAJIB 4D PEMBURU HADIAH JACKPOT BESAR

Sani mengigil… tangannya yang dipegangi mengepal serta menggigil… kepala sabuk yang dibuat dari besi itu yang menimpa badannya.

CTAAAR!

CTAAAR!

Sani menjerit sejadinya waktu Margo mengcambuki punggungnya, bokongnya, belakang pahanya…

Dan jeritannya kian kuat saat Margo menyuruh anak buahnya untuk membalik badannya, lalu tanpa ada belas kasihan memecuti Sani, di payudaranya, perutnya, rusuknya, dan di vaginanya….

Jerit kesakitan serta seruan memohon ampun Sani sekalipun gak digubris oleh Margo yang seperti membebaskan keberangan yang ditahannya sampai kini. Di saat lelaki itu selseai, badan si gadis bonyok penuh cidera sikatan kepala sabuk, beberapa bilur di badan si gadis keluarkan darah.

Margo lalu berlutut di depan selangkangan si gadis, turunkan celana, dan keluarkan penisnya… Lalu dengan sekehendak hati menusukkan penisnya ke vagina Sani yang bengep gara-gara sikatan sabuk yang berulang-ulang di situ. Sani cuma dapat menggelinjang kesakitan, penis Margo menerobos kewanitaannya yang kering. Badan Margo yang melekat di badannya membuat si gadis mendesis lantaran keringat si kepala preman membuat perih bilur dan cedera di badannya. Sani cuman menggeletar membatasi perih saat selanjutnya Margo menarik keluar penis yang sudah buang sperma ke rahimnya.

"Cicipin tuch perek… sekarang….."

Perintah Margo belum pula usai waktu ke-10 anak buahnya selekasnya masuk Sani yang cuman dapat mengerang perih, meringis dan menjerit kesakitan. Sementara si kepala preman sendiri bergerak mengarah pribadi badan di pojok lain gudang itu. Figur Mira yang paling mengiris hati. Pelipis mata si gadis pecah, hidungnya patah, beberapa giginya tanggal, lengannya tampak patah serta dislokasi.

Pelajaran yang diberi anak buahnya memanglah kejam… akan tetapi itu penting. Margo berjongkok dekat badan hancur Mira yang bernafas meski cuma kadang-kadang.

"Saya udah molorangmu, Mira… namun kamu menantang aku…." tuturnya sekalian bangun, menarik samping kaki Mira tuju pintu belakang gudang. Margo menarik badan Mira seperti menarik karung rongsokan ke sebuah kandang di atas pentas yang tertutup terpal.

CERITA DEWASA POLWAN MONTOK MENJADI PELACUR PART2

Margo mengangkut badan kurang kuat Mira…

"Tonton baik, Mira… Ini hukuman bagimu," ujarnya sembari buka terpal.

Mata Mira yang lebam sedikit membelalak menyaksikan isi kandang yang dapat mewadahi 2 orang dewasa itu.  Cicit tikus-tikus garang dalam kandang yang kaget lantaran paparan matahari bikin Mira menciut, Ya… hukumannya barusan dimulai… dengan badan begitu, dia tidak dapat meronta atau berontak, dia cuman dapat pasrah sewaktu badannya diangkat Margo dan disisihkan ke kandang tikus itu. Mira merasai sakit, tapi dia tidak bisa bergerak, berteriak atau meronta… Dia cuman dapat rasakan kesakitan tanpa sanggup melaksanakan apa-apa… merasai badannya perlahan-lahan jadi hidangan tikus-tikus kelaparan itu….

Margo menyaksikan anak buahnya yang tengah menyelesaikan Sani. Dua penis anak buahnya tengah menggebuk anus si gadis secara bertepatan, sementara mulut si gadis diminta mengoral penis buat penis yang disikatkan secara kasar. Vagina si gadis tidak lebih bagus nasibnya… orang anak buahnya sedang membabat vagina si gadis dengan kepalannya, dan dia gerakkan tangannya dengan benar-benar kasar. Margo menyaksikan ke kegilaan di hadapannya, sampai laras sebuah pistol yang melekat ada di belakang kepalanya membuat tersadarkan. Serta seolah pasukan siluman yang keluar neraka, beberapa puluh prajurit dengan seragam penyamaran komplet menodong ke-10 anak buahnya. Saat ini Margo berdiri di depan sepuluh anak buahnya yang berlutut dengan tangan ada di belakang kepala. Margo tersenyum senang menyaksikan air muka beberapa kepercayaannya yang gak kenal takut itu. Gestur paling akhir yang dilihatnya sebelumnya sebutir peluru yang tembus dahinya membikin nyawanya terbang tinggalkan badannya. Serta figure si bos preman yang berdebam di lantai gudang jadi lukisan paling akhir yang disaksikan ke-10 panglima lokasi yang gak lama pun ikuti tapak si pimpinan tinggalkan dunia fana ini dengan rasa senang udah jadi sisi kumpulan yang paling ditakutkan, yang tidak mungkin kalah terkecuali diakali seperti itu…

WAJIB 4D PEMBURU HADIAH JACKPOT BESAR

Pimpinan regu mendatangi figure yang lagi kembalikan pistol yang barusan menghabiskan nyawa Margo ke sarungnya.

"Area telah ditangkap, seluruhnya teror udah dinetralisir, laporan usai"

Lelaki itu mengusikk dan pasukan barusan selekasnya keluar gudang. Lelaki itu dekati figur badan Sani yang paling kurang kuat…. Mata Sani yang tertutup sperma buka perlahan…

Mulutnya bercakap lirih…. "Ba…paaaak?"

Sani terjaga di tempat tidur empuk. Dia meraba sisi lengannya yang berasa sakit serta mengalami jarum I.V  dari sana. Matanya mengerjap, dan samar-samar dia memandang kamar tempatnya dirawat, rumah sakit dengan fasiitas ibarat hotel bintang lima. Perawat silih berubah menjaga badannya, mengembalikan semuanya cedera. Mereka dan beberapa dokter berusaha dengan segenap tenaga untuk kembalikan keadaan Sani seperti yang lalu. Serta tugas mereka sesuai harapan. Waktu Sani bertelanjang bundar di kamar mandi rumah sakit dan menyaksikan refleksi dirinya sendiri di cermin, dia takjub. Tidaklah ada satu cacat juga yang gak dibetulkan, sampai beberapa bekas cedera di badannya anyar terlihat kalaupun jadi perhatian dari benar-benar dekat. Lantas, dokter yang menjaganya hadir serta bercakap,

"Selamat Nona, sesaat lagi anda sudah bisa pulang."

Sani kembali terdiam… Ke mana dia bakal pulang? Dengan letoi Sani mengonsumsi makanan rumah sakit dan minum obat yang diberi kepadanya. Serta tidak tahu kenapa dia terasa amat letih…. begitu sangat letih…

"Dipan ini bertambah empuk", batin Sani sembari buka matanya…

Serta Sani melonjak bangun dari tempat tidur itu, selekasnya jatuhkan diri berlutut. Dia menangis sembari memegang kaki lelaki yang berdiri dengan wibawa tinggi. Laki laki itu selanjutnya tiba jemput.

"Bapaaaak…" tangis Sani di kaki Kombes Bambang Harjadi, tangis bersedih, tangis berbahagia….

Setahun setelah itu. 

Kombes (Purn) Bambang Harjadi sedang melihat laporan di hadapannya. Dia tersenyum kebapakan pada Sani yang memberikan laporan itu kepadanya. Laporan teratur saja, terkait penghasilan dan pengeluaran. Dari jaringan pelacuran yang dahulu terkuasai Ryoko, tapi saat ini telah jadi kebun penghasilan dirinya sendiri, dengan hasil begitu mengesankan.

CERITA DEWASA POLWAN MONTOK MENJADI PELACUR PART2

Serta lebih dibanding itu, semua rahasia beberapa konsumen sekarang jadi punya dia, maka dari itu ia semakin top dalam berkuasa dibalik monitor biarpun ia sekarang udah pensiun. Tidak kenapa menyelesaikan profesi penegak hukum dengan pangkat paling akhir gak menggapai bintang; toh mereka-mereka yang memiliki bintang di pundak dapat ia pegang setiap saat, lantaran semua kartu berada di tangannya. Tahun silam Ryoko divonis enteng, cuman 1 tahun penjara. Memang itu hukuman optimal buat mucikari. Ada pasal-pasal dengan hukuman lebih berat berkaitan kejahatan trafikking/perdagangan manusia, optimal 15 tahun, tetapi pembela perkaranya, Prabu, sukses menangkis tuduhan itu, tertolong kesaksian Sani dahulu yang mengatakan kalau ia melacur di bawah Ryoko dengan suka-rela. Ryoko sudah melalui zaman hukuman serta bebas.

TAMAT.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama