CERITA SEKS KENAKALAN NON ELIZA MONTOK

CERITA SEKS KENAKALAN NON ELIZA MONTOK

WAJIB 4D PEMBURU HADIAH JACKPOT BESAR

CERITA SEKS KENAKALAN NON ELIZA MONTOK, Hasrat-Bispak31 Telah berapa menit saya terjaga dari tidurku. Biarpun saya telah berasa cukup lebih enak, saya masih ingin bermalas-malasan, serta melepaskan badanku yang telanjang bundar dan terselinap dalam bedcover ini selalu terbujur, nikmati empuknya ranjangku. Kadang-kadang saya menciumi rambutku yang terbentang di atas bantalku ini, nikmati lembutnya rambutku juga wanginya berbau rambutku ini.

Serta saya telah kembali tersenyum senyuman sendiri lantaran saya terpikir peristiwa pada hari tempo hari bersama Andy, dimulai dengan sikap canggungnya di sekolah waktu temaniku hingga kembali pada kelasku, serta yang sangat membuatku berbahagia ialah SMS Andy malam harinya, yang mengingatiku biar selekasnya istirahat dan tidur karena dia ketahui saya kepayahan.

Akan tetapi, Andy tahunya saya kepayahan karena belajar hingga sampai malam, bukan dikarenakan ngeseks berkali kali sejak mulai tempo hari lusa. Saya menyaksikan jam kamarku, rupanya udah jam 5:10 pagi. Jadi saya menarik napas panjang, siap-siap menempuh ini hari yang tidak tahu bakal memberinya warna manalagi di kehidupanku.

"Auw…", saya menyambat perlahan-lahan di saat saya melangkah kakiku ke kamar mandi.

Ke-2  betisku masih berasa demikian pegal sewaktu kupakai jalan, juga lubang vaginaku terkadang berasa sedikit nyeri. Nyatanya badanku belum juga sembuh betul sehabis tempo hari saya terbawa dalam acara pesta sex yang liar itu. Walaupun sebenarnya saya telah istirahat semalaman tiada problem, juga saya telah tidur lebih dini seusai terima SMS Andy seputar jam 9 tempo hari malam.

Saya ambil langkah tertatih tatih ke dalam almari bajuku untuk ambil bra dan celana dalamku, pun seragam putih abu abu. Peduli benar-benar dengan teror Dedi, ini hari saya memastikan untuk pakai celana dalam. Sepanjang hari tempo hari di sekolah saya terasa benar-benar resah, mengandaikan kawan temanku di sekolah tahu jika saya tidak memakai celana dalam. Bila kelak Dedi menyusahkanku, saya udah pasrah.

CERITA SEKS KENAKALAN NON ELIZA MONTOK

Adakalanya saya meratap, saat merasa sakit yang menimpa betisku ini mengusik cara kakiku. Bahkan juga sekarang saya baru merasai kalaupun otot perutku pun sedikit kejang, seperti habis mengerjakan sit up berkali kemungkinan.

Tapi perlahan-lahan saya sadari sebuah perihal yang aneh, entahlah mengapa saya justru nikmati terasa sakit yang menimpa perutku ini.

"Ih… apaan sich saya ini… zaman pagi pagi sudah kacau balau gini…", saya menggerundel dan memarahi diriku sendiri.

Karena itu saya usaha tidak untuk melepaskan pikiranku melayang-layang kemanapun. Seusai saya gantungkan semua lembar busana yang bisa kukenakan dan handukku, saya mengamankan pintu kendati pun saya masih ingat jika pintu kamarku terkunci. Tetap rasanya aneh bila saya harus mandi tiada mengamankan pintu kamar mandi, dan saya tak mau kalaupun saya jadi terlatih begitu.

Saya mulai menganakemaskan badanku dengan shower air hangat dan cairan sabun mandiku yang harum, halus berikan kesegaran. Selesai usai, saya selekasnya keringkan badanku serta kenakan bra dan celana dalamku, lalu saya ketujuan meja dandanku melihati bayang-bayang diriku di cermin.

"Sayang kamu telah gak virgin… semestinya virgin kamu itu cuma buat Andy… kalaupun nantinya Andy tahu kamu telah tidak virgin, apa Andy masih pengin sama kamu?", saya berucap di bayang-bayang diriku di cermin, dan sekarang hatiku jadi bersusah-hati.

Saya mulai menggunakan pakaian dan rok seragam sekolahku. Rasa pegal pada ke-2  betisku udah berasa sedikit menyusut. Selesai mematikan AC kamarku, saya periksa sejumlah buku yang ada pada tas sekolahku, pastikan tidak ada yang ketinggalan serta gak lupa saya masukkan mobile-phoneku ke tas.

Lalu saya memakai sabuk yang umum kupakai ke sekolah dan siap-siap buat beres-beres performaku di muka meja dandanku, saat tiba-tiba saya dengar mobile-phoneku mengeluarkan bunyi, dan dari deringnya saya tahu jika ada SMS masuk.

Saya cepat buka tasku cari hpku, dan lekas membaca isi SMS itu dengan penuh ingin.

WAJIB 4D PEMBURU HADIAH JACKPOT BESAR

‘Pagi Eliza. Kamu udah lebih enak? Saya ingin ini hari kamu udah lebih sehat serta tidak penat.'

Di saat saya lihat nama pengirimnya ialah Andy, hatiku kembali berbunga bunga. Aku segera menulis balasan perkataan terima kasih sekalian jawaban kalau saya telah lebih sehat serta telah tak lelah. Saya puas sekali lantaran saya berasa Andy mulai berani memberinya perhatiannya padaku.

Sehabis saya menaruh mobile-phoneku dalam tas sekolahku, saya kembali siap-siap beres-beres performaku di muka meja dandan. Saya memblow rambutku dengan hair dryer sembari menyisir rambutku sampai dilihat rapi serta elok megar, lalu saya memberi sedikit bedak di mukaku.

Ini hari saya mau dilihat lebih elok serta menarik didepan Andy, serta saya memoleskan lip gloss seperlunya pada bibirku.

"Andy… bila saja kamu tahu… saya suka dengan perhatian yang kamu beri padaku…", saya mengguman perlahan sekalian melihati diriku di cermin menegaskan tidaklah ada yang keliru dengan tampilanku.

‘tok tok tok…', kedengar suara ketukan di pintu kamarku yang membubarkan lamunan elokku.

"Siapa?", saya ajukan pertanyaan sembari ambil tas sekolahku, lalu saya mengambil langkah mengarah pintu kamarku.

"Saya non, sarapannya telah saya persiapkan", kedengar jawaban Sulikah.

Saya buka pintu kamarku yang terkunci, serta berterima kasih di Sulikah. Selanjutnya saya mengamankan pintu kamarku, serta saya ambil kaus kakiku di almari kecil yang berada pada samping rack sepatu, serta saya memanfaatkan kaus kaki dan sepatuku.

Tau-tau saya tersadarkan, tidak tahu mengapa Sulikah tetap berdiri di dekatku.

"Sulikah? Mengapa?", saya ajukan pertanyaan terheran.

"Non Eliza, ini hari non elok sekali…", kata Sulikah yang menatapku denganc penglihatan terpesona.

"Thanks ya", saya tersenyum puas.

Dalam hati saya mengharap di sekolah kelak Andy akan memujiku sesuai ini, kendati bila menyaksikan Andy yang malu seperti tempo hari, rasanya impianku itu tak mungkin diwujudkan sekencang itu.

CERITA SEKS KENAKALAN NON ELIZA MONTOK


Saya turun ke kamar makan untuk nikmati makan pagi pagi. Saya makan semakin sedikit dari kebanyakan, lantaran tiba-tiba saja saya takut jadi gendut. Saya gak ingin menjadi tampak tidak menarik untuk Andy. Dengan cara cepat saya merampungkan sarapanku, serta selesai membasuh tangan serta mulutku, saya mengambil langkah ke arah garasi.

Di situ saya menyaksikan pak Bijaksanain sedang mengelapi mobilku. Di saat saya merapat, pak Bijakin yang melihatku saat itu juga hentikan tugasnya, dan dia menatapku seperti baru pertama kalinya melihatku saja.

Demikian pula Wawan serta Suwito yang pada awalnya sapu langit langit di garasi, saat ini terdiam melihatku sembari masih tetap menggenggam sapu panjang pada tangan mereka.

"Pak Bijaksanain, ngelapnya telah dahulu ya. Tolong lapnya diminggirkan dahulu donk, Eliza sudah pengen pergi sekolah nih", saya bercakap di pak Berbudiin sekalian menunjuk lap masih yang ada pada atas kap mesin mobilku.

Tidak ada jawaban dari pak Bijakin yang cuma mengusung lap itu dari kap mesin mobilku, dan konyolnya dia mengerjakan itu sembari terus menatapku. Saat saya lihat seputar, saya lihat Wawan dan Suwito pun berlaku sama, mereka terus mematung sembari menatapku.

"Hei! Kalian semuanya ini mengapa sich? Tidak pernah lihat cewek cakep ya?!", saya berniat menyentak dengan nada yang lumayan keras sampai semua kaget.

Suwito hingga sampai nyaris terpelanting dari bangku yang dinaikinya, dan Wawan dengan paras terkaget jatuhkan sapunya. Pak Berbudiin sendiri mengelus dadanya berulang kali. Saya mencegah tawa menyaksikan reaksi mereka bertiga ini, namun saya usaha masih tetap menempatkan paras seserius mungkin. 

"Yah non Eliza, keras benar-benar suaranya… buat terkejut saja!", gerutu pak Bijaksanain lalu mulai dekatiku.

Wawan serta Suwito turun dari bangku mereka, serta mereka berdua mulai dekatiku dengan penglihatan mata mereka yang sangat kukenal, penglihatan mata mereka pada waktu mereka demikian gaungs serta bergairah nikmati badanku.

CERITA SEKS KENAKALAN NON ELIZA MONTOK

"Eh eh… kalian pengen apa? Tidak! Tak ingin!!", memahami apa yang bakal dikerjakan oleh pak Bijaksanain, Wawan serta Suwito, saya berseru was-was dan cepat cepat masuk ke mobilku, lalu saya menutup pintu mobilku sebelumnya mereka sukses tangkapku.

Tetapi saya buka sedikit kaca pintu mobilku di samping kiri, agar saya dapat dengar apa kata mereka, pula agar mereka dapat dengar jawabanku yang jelas kuusahakan untuk membikin mereka lebih dongkol.

"Marilah non Eliza… Tidak lama saja non", kata Wawan dan Suwito nyaris berbareng dan mereka menarik narik handel pintu mobilku, coba buka pintu mobilku yang udah terkunci ini.

"Tidak ingin! Tidak mau! Kelak bajuku lecek! Utamanya tidak mau!", saya menjawab dengan nada yang lumayan keras serta menggelengkan kepalaku berkali kali, namun saya berencana mengerling menjurus mereka, dengan model yang kubuat semenggoda mungkin. 

Ke-3  pria itu memandang diriku dengan gaungs. Diam diam saya berasa takut mengayalkan apa yang hendak terjadi jika kini saya hingga ketangkap mereka. Dapat dapat saya telat masuk sekolah lantaran didesak layani hasrat birahi mereka lebih dulu.

Selesai berulangkali saya menggelengkan kepala dengan kerlingan nakal buat menjawab permohonan mereka yang tetap memaksakan saya turun sesaat, selanjutnya mereka berserah pun dan kembali meneruskan tugas mereka. Pak Bijakin mengelap mobil mamaku, dan Wawan serta Suwito kembali naik ke bangku baru saja mereka gunakan dan menyambung sapu langit langit garasi ini.

Sembari tersenyum senyuman sebab merasa menang, saya menghidupkan mesin mobilku. Dan saat saya lihat mereka bertiga pura pura tidak tahu kalaupun mereka mesti membuka pintu garasi namun juga pintu gerbang buatku, saya menghimpit klakson mobilku sampai mereka kaget dan seluruhnya alat bersih bersih yang ada pada pegangan mereka itu kembali jatuh ke lantai garasi.

WAJIB 4D PEMBURU HADIAH JACKPOT BESAR

Saya tidak tahan kembali dan saya ketawa sejadi jadi sekalian tutup kaca jendela mobilku. Pak Bijakin yang terdekat dengan mobilku kelihatan bersungut sungut sembari membuka pintu garasi dan selanjutnya  pintu gerbang, sedang Wawan dan Suwito kembali menatapku dengan gaungs.

Saya meleletkan lidah dengan puas, kendati saya tahu sehabis pulang sekolah kelak mereka bertiga akan membalasnya sakit hati padaku, tidak tahu dengan langkah menjadikanku piala bergilir maupun piala bersama. 

Tetapi saya gak peduli, toh tanpa ada kugoda seperti barusan lantas mereka bertiga udah berkali kali menjadikanku betina mereka waktu tiada siapa siapa dalam rumah.

Tidak tahu kelak apa yang hendak mereka kerjakan padaku seusai seluruh yang kulakukan ini, jika kelak saya betul-betul mesti sendirian di dalam rumah. Kembali kembali, diam diam saya merinding takut memikirkan perbudakan semacam apakah yang mesti kujalani selesai saya pulang sekolah kelak.

Sehabis pintu terbuka seluruh, saya selekasnya melesatkan mobilku ke sekolah. Saya tidak pengen pikirkan apa yang bisa berlangsung dengan diriku kelak, lantaran di pikiranku sekarang ini cuman ada sebuah perihal, ialah saya mengharapkan ini hari Andy menjumpaiku.

Entahlah, apa karena hanya argumen pinjam buku catatanku atau argumen lainnya, yang perlu buatku saya mengharap ini hari Andy melihatku. Ini hari saya udah merias diriku secantik yang saya dapat, dan ini kulakukan khusus cuman buat Andy. Saya pengin Andy betul-betul suka padaku.

II. Impian Elok Di Pagi Hari

Masih 15 menit sebelumnya bel masuk sekolah keluarkan bunyi di saat saya hingga di parkir sekolah. Jantungku berdegap kuat waktu saya lihat Andy anyar turun dari mobilnya. Serta saat saya lihat tempat kosong di samping mobil Andy, rasanya saya seperti punya mimpi elok, dan saya puas sekali.

CERITA SEKS KENAKALAN NON ELIZA MONTOK

Saya gak ingin mimpi cantikku ini lesap demikian saja, jadi saya lekas melesat dan memarkirkan mobilku dari sisi mobilnya Andy. Serta Andy nampaknya langsung mengenal bila ini ialah adalah mobilku. Sekarang Andy memandang ke arahku dan dengan sabar dia tungguku usai memarkirkan mobilku ini.

Saya turun dari mobil dan mengancing pintu, serta kami berdua sempat sama-sama pandang untuk sejumlah lama waktunya. Lantas Andy tundukkan parasnya saat saya tersenyum kepadanya. Perlahan-lahan saya mengambil langkah dekati Andy, yang sekarang anyar kusaksikan bila parasnya merona merah.

"Hai Andy… terima kasih ya semalam, mm… pula barusan pagi… saya sudah sehat kok,  sudah tidak demikian penat seperti tempo hari", kataku lambat.

Hatiku bertambah terlengah di saat saya menyaksikan paras Andy yang cakep itu tersenyum halus. Tetapi Andy terus menunduk seperti gak berani melihatku serta saya tersenyum geli menyaksikan kecanggungan Andy.

"Hai Andy…", saya menyapanya kembali lantaran Andy masih tetap menunduk tanpa menjawab kata kataku.

"I… Iya… hai Eliza… kamu… e… kamu…", nada Andy kedengar demikian grogi.

"Saya mengapa?", saya ajukan pertanyaan dengan senyuman jahil.

"Aku… anu… saya suka kamu telah tidak sakit", Andy menatapku sepintas, lalu dia kembali menunduk.

"Ooo… terimakasih ya Andy, kamu baik dech. Mm… ya sudah saya masuk ke kelasku dahulu ya", saya berbicara dengan gembira.

Sebetulnya saya sedikit sedih, saya barusan mengharapkan kalaupun kelanjutan kalimat Andy barusan itu yakni aplaus dari Andy jika saya tampak elok ini hari. Saya jadi sedikit ingin tahu, apa sebetulnya Andy itu menganggapku elok atau mungkin tidak. Walau bagaimanapun, kata-kata Andy barusan itu terus membuatku tersenyum berbahagia.

Saya telah percaya sekali bila Andy senang padaku, nampak dari sikapnya yang selalu salah tingkah semacam ini dan ujaran Andy barusan perlihatkan jika Andy sangat peduli padaku.

"Aku… bisa saya temani kamu kembali hingga ke kelasmu, Eliza?", Andy ajukan pertanyaan dengan suara lambat.

WAJIB 4D PEMBURU HADIAH JACKPOT BESAR

Saya mengacauk puas, namun Andy menunduk demikian dalam dan dia tidak mungkin dapat melihatku. Saya tersenyum geli menyaksikan Andy yang demikian canggung serta salah tingkah di depanku. Apa ini karena dia  suka padaku?

"Andy…", saya panggil Andy, serta saat dia mengangkut mukanya menatapku, saya mengacaukkan kepalaku kembali sembari tersenyum kepadanya, senyuman yang kupasang semanis mungkin. 

Andy menatapku serta sekali ini dia tersenyum, tidak tahu suka atau malu, atau barangkali ke-2 nya. Saya gak meyakini, namun saya terasa tatapan Andy ini benar-benar menghangatkan hatiku. Saya tidak tahu kalimat apa yang dapat mendeskripsikan hatiku saat ini, yang terang saya merasai pada pagi ini hari saya mendapatkan asa yang bagus. Serta saya benar-benar berbahagia sewaktu Andy selalu ambil langkah di sampingku, walau Andy yang kadang-kadang menengok serta tersenyum padaku itu cuman diam membisu.

Seperti sama tempo hari, saya merasai beberapa tatapan iri dari beberapa pelajar cewek yang melihatku jalan ketujuan kelasku dengan didampingi Andy. Kembali kembali saya berasa senang serta puas, meski sebetulnya kami berdua ini belum dengan status sepasang pujaan hati. Serta saat ini kami berdua keduanya sama diam sekalian lagi mengambil langkah, hingga kemudian kami berdua datang di muka pintu kelasku.

"Andy… terimakasih ya", saya minta pamit pada Andy.

"Aku… saya  ke kelasku dahulu Eliza…", jawab Andi dengan takut sembari angkat tangannya.

"Iya", saya menjawab sekalian balas lambaikan tanganku.

Saya tersenyum senyuman sembari ambil langkah masuk ke kelasku. Namun waktu saya memandang Jenny yang dengan senyuman jailnya itu menatapku dan menantiku di bangkunya, saya menghela napas panjang sekalian terus mengambil langkah buat duduk di samping Jenny. Saya udah pasrah, ini hari saya nyata dibujuk serta diledek habis oleh Jenny.

CERITA SEKS KENAKALAN NON ELIZA MONTOK

III. Rahasia Lain Di Gudang Sekolah

Sepanjang hari ini tidaklah ada insiden spesial, disamping Jenny yang repot menarik serta mengejekku terkait Andy, pun Sherly yang turut jadi parah situasi pas kami kumpul di kantin saat jam istirahat pertama serta, juga pada pukul istirahat ke-2  seperti saat ini kini.

Serta jika umumnya saya terus usaha membalasnya ledekan mereka, sekarang saya cuma dapat menghindar atau tersenyum malu, kendati pun hatiku rasanya suka sekali. Untung saja bel pertanda jam istirahat ke-2  usai ini udah keluarkan bunyi.

"Simak deh… parasnya sampai merah ini", kata Jenny yang ketawa geli.

"Duh… kasihan…", ejek Sherly serta mereka berdua kembali ketawa geli.

"Kalian ini tidak perlu pura pura kasihan dech. Dari pagi barusan kalian lagi ngeledek saya, pun ngetawain saya. Kalian jahat!", saya bersungut-sungut serta merengek-rengek, lalu saya pura pura merajuk.

"Iya iya… saat ini sudah gak kok. Cup cup… tak boleh nangis dech sayang… Kita kembali ke kelas yok", bawa Jenny sembari merengkuh tanganku.

"Jen… saya saja yang nggandeng Eliza… istirahat pertama barusan kamu kan udah…", kata Sherly dengan suara meminta.

"Hmmhh… Iya deh…", kata Jenny sekalian menghela napas panjang dan memberikan tanganku yang ada pada gandengan tangannya itu pada Sherly.

"Apaan sich kalian ini…", saya ketawa geli, lucu  rasanya memikir diriku jadi rebutan Jenny serta Sherly seperti berikut, namun saya menurut saja saat Sherly menggamit tanganku.

BERSAMBUNG...

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama