CERITA DEWASA SANG PENARI JALANAN YANG MONTOK PART2

CERITA DEWASA SANG PENARI JALANAN YANG MONTOK PART2

WAJIB 4D PEMBURU HADIAH JACKPOT BESAR

CERITA DEWASA SANG PENARI JALANAN YANG MONTOK PART2, Hasrat-Bispak31 Muka Juragan yang lebar itu melekat ke muka saya, bibirnya yang lebar melekat ke bibir saya, memaksakan mulut saya terbuka. Duh, lidahnya turut main pun, masuk-masuk ke dalam mulut saya, membawa bergelut lidah saya. Lain sekali rasanya dengan cium pipi atau cium tangan, rasanya hangat, geli… Saya kurang sukai berbau mulut Juragan, jijik dengan lidahnya yang basah, namun saya terasa tidak ingin menantang, gak tahu kenapa… Lidahnya melumat lidah saya, bibirnya melumat bibir saya. Lama sekali kami kecupan, kecupan saya yang pertama, kepala saya terjepit kepalanya. Duh, yang saya melakukan ini salah gak ya? Iya, saya mulai sadar saya sedang jual tubuh saya… itu sebetulnya salah, namun kok… mengapa saya jadi gak perduli? Mengapa saya jadi jadi bernafsu mengayalkan bagaimana Kedengarannya saya saat ini? Saya hampir telanjang, susu saya habis diremas-remas, bibir merah saya disantap, serta tubuh saya dihimpit tubuh lelaki. Bunyi-bunyi jilatan, desahan, serta cairan di mulut saya. Dan saya malahan semakin terlarut. Lidah saya mulai menjilat balik lidah Juragan. Air liur Juragan saya telan.


"Uaahhh…" keluh saya waktu Juragan pada akhirnya menarik bibirnya.


Tersisa liur kami dari kecupan basah barusan masih nyantol seperti tali yang menyambung bibir saya dan bibir Juragan.


"Juragan… rasanya kok berbeda ya…" kata saya. "Jiah!"


Saya terkejut waktu Juragan mencubit-cubit pentil saya.


"Bagaimana Denok, kamu senang di cium seperti barusan? Nikmat kan?"


"Ahn…" desah saya lantaran kesenangan pentil saya dimain-mainkan, menyebabkan pembicaraan saya sudah tidak tertanggulangi,


"Iya Juragan… saya senang di cium seperti tadi…"


"Betul? Bagus, bagus," Haduh! Juragan nyentuh sisi depan kancut saya! Ujarnya, "Saya membikin kamu jadi nikmat di sini ya?"


Juragan menyingkap kancut saya dan menowel… menowel… itil saya!


"Coba jika begini…"


"Nhaaaa!! Iyhaaah? Aahh… gak boleh!!"


Seperti kesetrum saya waktu itil saya ditowel dan dikocak jari-jari Juragan. Mengapa ini… kok tubuh saya bereaksi semacam itu?


"Ooh… heehhh… aduh Juragan… kena…pa ini?" saya meracau, kebingungan dengan tubuh saya sendiri.


CERITA DEWASA SANG PENARI JALANAN YANG MONTOK PART2

Saya belum sempat disentuh orang pada sisi situ. Sumpah, saya gak tahu ada apakah sebenarnya. Rasanya ada suatu hal yang ingin keluar pada tubuh saya… Saya takut. Juragan lagi memain-mainkan itil saya tanpa ampun. Rasanya panas dingin, kalang kabut, bergidik! Dan… aduh, nikmat! Ditambahkan lagi, saat ini Juragan memasuk-masukkan jarinya pun ke… belahan memek saya!


"Aduh, aduh, ahh… Juragan! Juragan udah… tidak boleh! Ah… saya… saya… aduh juragan ada yang pengin keluar Juragan… aduh…"


Memang, saya berasa seperti pipis… Haduh bagaimana ini, masa' saya pipis di muka Juragan? Jari-jari Juragan lagi main di kemaluan saya, serta gak tahu mengapa, saya jadi ngangkat-ngangkat selangkangan saya!


"Uuuuaaahhh… iyaaA!!"


Bobol-lah pertahanan saya pada akhirnya, dan kedengar bunyi "criiit" dari itil saya yang memuncratkan suatu hal.sebuah hal.  Aduhhh… malunya. Saya terasa seperti baru saja pipis di tempat tidur Juragan. (Terakhir saya ketahui itu bukan pipis). Tapi… kok rasanya sedap serta sangat nikmat, hingga sampai ada yang keluar tubuh saya sehabis itil dan memek saya dimain-mainkan Juragan? Hingga sampai saya angkat pinggul saya?


"Haahh… haduhh…" Saya terengah-engah, sesudah ngecrit, tubuh saya seperti habis terkena strum atau kesambar petir. Duh, gila tenan. Sampai gemetar. Juragan senyuman di muka muka saya, sekalian katakan, "Nach, itu buat mula-mula, Denok…"


Dan tiba-tiba saja, Juragan telah membuka celana, serta melekatkan… melekatkan… anunya di belahan memek saya!


"Aduh, Juragan…! Itu… Kok ditempel ke anu saya?!" kata saya. Betul-betul saya belum mengetahui banyak berkaitan tubuh lelaki dan wanita.


"Ini namanya kontol, Denok," Juragan memaparkan, "Kontol ini pengen masuk ke memekmu…"


Saya melotot memandang anunya Juragan yang besar dan berurat itu. "Tapi… namun gak bakalan muat, Juragan!"


"Gak apa-apa… Kukasih kamu tiga puluh ribu kembali kalaupun kamu pengen kumasuki."


Ini kali Juragan tak tunggu jawaban saya. Beliau langsung turunkan tubuhnya yang besar itu, menjepit tubuh saya di bawahnya. Dan anunya… kontolnya… masuk ke memek saya! Ampuun! Sakit! Saya hingga njerit!


WAJIB 4D PEMBURU HADIAH JACKPOT BESAR

"AaaaAAAA!! Aduuuu!!"


Juragan mendengus dan menggerung. "Huoooh! Kamu masih perawan ya Denok!? Sempit sekali!"


Perawan? Aduh biyung… saya disetubuhi Juragan! Tubuh Juragan yang berat menindih tubuh saya, dadanya menggencet susu saya, kontolnya yang besar itu mencoblos memek saya… menerobos kehormatan saya… Saya terasa sakit campur nikmat campur malu… Aduh, Bapak, Simbok, saya bukan perawan kembali!


"Saya masuk lebih dalam kembali, ya, Denok?" Juragan ajukan pertanyaan tanpa ada menanti jawaban, menerobos jadi dalam ke anu saya. Saya cuman dapat bernada ah uh saja. Lantas perlahan-lahan Juragan menarik kontolnya hingga sampai keluar semua… Beliau gapai belakang kepala saya, suruh saya menyaksikan. Di kontolnya nampak bintik darah, darah perawan saya! Haduh biyung. Juragan tertawa, lalu beliau cium bibir saya kembali. Sekalian mencium, anunya ia masukan kembali ke memek saya.


Saya njerit kembali, namun mulut saya ketutupan mulutnya. Setelah itu Juragan terus nggenjot saya, masuk keluar, masuk-keluar, makin lama jadi cepat. Tubuh saya digoncang-guncang, kepala saya menenggak-nenggak, sepasang susu saya gondal-gandul, digoyangkan pergerakan Juragan. Saya hingga sampai gak dapat bicara, cuman dapat ndesah serta njerit tidak karuan. Saya usaha meminta Juragan gak boleh kencang-kencang, namun beliau tak dengarkan. Tapi…kok saya terasa nikmat, ya? Duh, saya kembali di… dientot sama Juragan, dan saya baru mengetahui ngentot itu… enak… udah gitu… saya… dibayarkan? Mengapa nggak dari dahulu saja, ya?Tersirat ingatan begitu dalam kepala saya. Tetapi saya hiraukan. Saya luluh gara-gara serangan-gempuran Juragan. Waktu beliau tiduran serta meminta saya tegak, saya nurut. Serta tubuh saya gerak sendiri, turun-naik sekalian masih tersodok kontolnya.


"Aah! Aiih!! Hiih!"


Duh, saya tidak tahu kembali apa yang keluar bibir saya, atau seperti apakah nampaknya saya. Muka saya pastinya nampak asusila sekali. Dada saya gonjang-ganjing. Juragan nampak puas.


"Hah… uh… Mari lagi Denok… saya puas ndengar suaramu bila dientot… mbikin jadi hasrat. Kamu sukai juga, kan?" Juragan usaha ngajak berbicara. Saya njawab dengan lenguhan dan bicara tidak terang, ah-ah uh-uh. "Hauhh… Ga…n! Enakh… ahh…"


WAJIB 4D PEMBURU HADIAH JACKPOT BESAR


"Denokh… uh… kelak bila telah sampai… kamu njerit yang keras ya?" pinta Juragan di celah napasnya yang mengincar.


"Hingga sampai?" Saya kebingungan apa tujuannya.


"Kelak  kamu… uh… hh… rasa sendiri," kata Juragan.


"Yang seperti… uh… barusan. Saya mau… keluarin dalam kamu bila kamu udah… hingga, ya?"


"Hah… ough… di… dalam?" sumpah, saya gak tahu apa tujuannya Juragan, serta tidak sempat mikir juga.  Mana sempat mikir, bila kepala saya banyak hati nikmat karena dientot Juragan. Namun tidak lama setelah itu saya terasa ada yang mencapai puncak pada tubuh saya, seperti saat itil serta memek saya dimain-mainkan barusan. Apakah sudah waktunya?


Saya tidak dapat kontrol tubuh saya. Saya semakin gemar nggoyang pinggul, merasai kontol Juragan dalam anu saya.


"Eahh!! Uwahh!! Haduhh!! JURAGAAAN!! ANNGGGHHHH!!" Dan menjeritlah saya.


Juragan dengar saya njerit, dan langsung memegang tangan saya sekalian angkat pinggulnya hingga burungnya masuk sedalam-dalamnya ke memek saya.


"Khn! Ghooh!"


Mata saya melotot, mulut saya nganga, kemungkinan lidah saya menjulur keluar, saya sudah tidak perduli semesum apa cakepg saya saat lagi saya menjerit kesenangan itu. Saya merasai ada yang keluar di kemaluan saya. Basah serta hangat. Dari anunya Juragan. Untuk pertama kali ada orang yang menyebar benihnya di pada tubuh saya.


"Hiyahh…" erang saya.


Tubuh saya cenderung di depan, ke-2  tangan saya bertopang ke dada Juragan, kepala saya mendangak, menganga sembari memekik. Serta selanjutnya runtuhlah tubuh saya ke dada Juragan, ngos-ngosan, mendesah-desah. Susu saya yang tertekan jadi menyembul ke samping tubuh, pentilnya keluar keras. Sejumlah lama saya terkulai di atas tubuh Juragan yang empuk. Ia terus geser saya dan bangun, lalu menggunakan kembali busananya. Sembari mengenakan pakaian, ia bicara ke saya.


"Hehehe. Cukup bisa pula ndapat perawan siang-siang begini… Jika kamu pengin, Denok, mencari uang itu tidak sulit…"


CERITA DEWASA SANG PENARI JALANAN YANG MONTOK PART2

Beliau jatuhkan enam helai lima puluh beberapa ribu ke dekat muka saya. Saya nggeletak tidak karuan di dipan Juragan, mandi keringat, ngos-ngosan. 



"Itu untuk kamu," kata Juragan. "Cukup kan untuk bayar kontrak kamu 3 bulan?"


Saya tiduran cukup lama hingga akhirnya kebolehan saya kembali. Cepat-cepat saya gunakan kembali kemben dan kain saya. Haduh, gantengg saya tentu sudah tidak karuan. Bedak saya hingga luntur dan melekat di seprai tempat tidur Juragan. Juragan selalu duduk perhatikan saya yang kalang kabut gunakan busana. Beliau diam saja. Saya pamitan dan tergesa-gesa turun. Di bawah, di muka toko makin ramai. Sebagian orang karyawan Juragan manggil saya, namun saya tidak berani hadapi mereka, manalagi sesuai berantakan berikut ini. Saya sampai 1/2 lari tinggalkan toko beras Juragan, langsung ke kontrak. Ee, rupanya ibu pemilik kontrak kembali nongkrong di muka.


"Siang-siang kok sudah balik, Denok? Lah, kok acak-acakan getho? Habis ngapain kamu?"


Seluruh pertanyaannya saya lewatkan, saya jejalkan uang yang saya bisa ke tangannya, lalu saya lekas mabur ke kamar. Saya segera membuka kemeja dan sanggul, masuk kamar mandi, dan mandi…ngguyur sekujur badan, bersihkan muka. Masih tidak yakin apa yang baru saja saya laksanakan secara Juragan. Saya baru saja berikan keperawanan saya ke Juragan… diganti uang kontrak 3 bulan. Apa saya bersedih atau malu? Apa saya semestinya sendu atau malu? Tidak tahulah… Tetapi yang berlangsung malahan tangan saya mulai meraba-raba selangkangan saya, mainkan itil saya seperti yang telah dilakukan Juragan tadi…


Saya sang Denok, penari jalanan. Ini kejadian kehidupan saya. Selepas hari itu, ada yang berganti di kehidupan saya. Saya selalu cari penghidupan dengan menari untuk beberapa orang di Pasar. Namun ada yang lain…sekarang, sewaktu-waktu saya perlu uang, saya tidak kembali enggan-segan menjajakan tubuh saya terhadap lelaki.  saya mengetahui ini gak betul, serta semestinya saya stop, namun rayuan uang terlampau kuat. Saya sang Denok, penari jalanan, seluruhnya orang di Pasar mengenal saya. Siapakah yang tidak tahu sang Denok yang berkemben merah, berbedak serta bergincu tebal, bertahi lalat di pipi.


WAJIB 4D PEMBURU HADIAH JACKPOT BESAR

Serta saat ini saya juga dikenal sebagai Denok yang susunya montok, bokongnya sintal, goyangannya baik. Telah malam, serta saya baru-baru ini menari buat sebagian orang supir truk pengangkut sayur yang habis bedah muatan. Saya kalungkan selendang saya ke salah seorang, saya kasih senyuman manis serta saya bisikkan harga saya bila ia pengen.


"Benar nih, begitu?" kata sang supir yang memiliki tubuh kerempeng, mempunyai rambut cepak, dan mulutnya berbau minuman.


"Hehehe," tuturnya sembari menyentuh kemben saya.


"Pengen donk nyobain," ia remas tetek saya.


Dari semuanya orang yang ada pada sana, hanya ia serta seseorang temannya yang ‘nanggap' saya. Saya membawa supir-supir itu ke jejeran kios kosong di pasar, yang tidak laku-laku dikontrak lantaran terletak begitu ke dalam.  Saya membuka diantaranya serta saya hidupkan lampunya, dan 2 orang supir itu juga saya layani dari sana. Saya digilir mereka berdua dari sana. Mereka mohon saya layani mereka sekalian. Jadilah saya dikempit mereka berdua… seseorang ngentoti memek saya, serta yang satunya saya kasih pantat saya.


"Aduh, Neng, bokongnya sempit benar-benar, nih," kata orang yang nyoblos bokong saya. "Baru kali pertama?"


"Ah, tak Bang," kata saya malu, sela napas mengincar.


Temannya main-main menanya, pernah sama berapakah orang saya bersetubuh. Berapakah ya? Saya berpikir kemungkinan dua puluh atau lebih.  Saya gak ngitung. Saya gak peduli… yang saya berpikir hanya kerja sesuai ini lebih ringan memperoleh uang. Saya pula tidak pernah berasa sendirian kembali.


"Uohhh… buang di dalam bisa tidak Neng?" bertanya supir yang di muka saya.


Saya ngangguk. Ia muncrat dalam memek saya. Saya mengerti itu sebetulnya bahaya, tetapi rasanya lebih enak… anget serta lebih suka saja rasanya. Dan setelahnya, saya mendapat duit. Sebulan-dua bulan setelah Juragan ngambil kegadisan saya, saya jadi kian eksper sebagai lonte. Telah banyak orang di Pasar yang rasakan tubuh saya: kuli, pedagang, preman, petugas, tukang ojek, supir dan lain-lain. Dan saya lantas jadi semakin dekat sama mereka semua. 


WAJIB 4D PEMBURU HADIAH JACKPOT BESAR


Saya seperti nyimpan semua rahasia mereka. Hihihi… Saya ketahui siapakah yang kontolnya paling besar, siapakah yang kurang kuat syahwat, kadangkala saya hingga tahu masalah rumah tangga mereka.  beberapa orang yang setiap harinya tampak galak atau rajin ke arah tempat beribadah, namun jika sudah ingin, mereka cari saya juga.  Saya  beberapa kali tidur dengan Juragan. Juragan kerap suruh saya coba sejumlah hal anyar. Semisalnya ngemut serta nyedot. Atau gunakan tetek saya bikin njepit kontol.  jika lubang bokong saya dapat dientot juga.  Duh, waktu kali pertama cobain itu, saya jejeritan. Sakit! Meminta ampun sakitnya. Namun semakin lama kebiasa juga.  Saya  jadi tambah mengenal dengan Juragan. Wanita yang berada di poto bersama Juragan itu betul istrinya, namun udah wafat. Wafat waktu melahirkan anak sulung, anaknya pun tidak selamat. Juragan sejauh ini kesepian, dan hidupnya sekedar mengurus toko beras saja. Saya jadi kasihan sama Juragan, rupanya beliau sendirian pula seperti saya. Saya  jadi tahu jika dahulu, pada waktu muda dan masih tinggal di kampungnya, Juragan pernah suka seorang penari juga.  Cuman masa itu Juragan belum mempunyai apapun, apa lagi penari itu pun simpanan seorang camat. Juragan hanya dapat menonton dan kagum pada dari jarak jauh setiap kali sang penari itu mentas.


Kata Juragan, saya serupa penari itu. Barangkali karenanya pula Juragan selalu mohon saya gunakan kemeja dan dandanan penari komplet tiap-tiap kali beliau nanggap saya…Yah, saya ikut juga puas kalaupun dapat membuat Juragan puas. Tambah hari saya tambah terlarut di kehidupan menjadi penari yang berjualan tubuh. Karena uang, harga diri saya lupakan, dan saya menjadi bahan pemuasan gairah laki laki. Setiap kali ada orang menggencet saya, menyentuh saya, masuk tubuh saya… sebetulnya saya ingat jalan ini tidak betul, tetapi tubuh saya lagi mohon lebih.  Saya jadi tidak tahu kembali apa saya terus mengerjakannya cuma karena duwit. Lama-lama saya semakin kritis. Layani dua-tiga orang sekalian.


CERITA DEWASA SANG PENARI JALANAN YANG MONTOK PART2

Tidak terhitung orang yang buang benih di kandung saya. Saya juga tambah berani. Pada akhirnya saya tidak dapat kembali kalkulasi berapakah orang yang udah merasai tubuh saya, dan saya juga hamil… Lumrah, bila ingat telah demikian banyak orang-orang yang dapat menghamili saya. Namun saya selalu melacur meski perut saya menjadi membesar. Dan saya pula lagi tiba ke Juragan. Kali terakhir saya tidur dengan Juragan, perut saya telah memulai mencolok, dan beliau terlihat cukup cemas dengan saya.


"Biarlah Denok… Kamu stop saja, ingat situasi kamu," kata Juragan sembari perlahan-lahan memacu saya.


"Tidak apapun Juragan…" kata saya.


Saya tersenyum buat Juragan. Saya ingat dahulu saya tidak senyuman buat beliau waktu pertama kalinya beliau setubuhi saya. Namun saat ini, pada semua konsumen saya, saya sekedar dapat senyuman buat Juragan… Senyuman setulus hati. Mengapa? Entahlah… saya sendiri pula gak tahu. Karena mungkin setelah Simbok mati, Juragan-lah yang sangat dekat dengan saya? Yang pasti saya benar-benar nikmati waktu-waktu bersama Juragan. Tergolong saat ini, waktu beliau tengah senggama dengan saya, sekalian cakepgnya waswas. Rasanya saya ingin membuat beliau gak panik. Bukan sakit, malu, atau jijik, saya berbahagia tiap-tiap kali tubuh Juragan berhimpun dengan tubuh saya.


Nyaris 1 tahun sehabis saya dan Simbok tinggalkan rumah untuk menjadi penari jalanan di Jakarta, ada lagi satu insiden yang ngubah hidup saya. Saya telah 6 bulan hamil, tetapi masih keliling menari… Saya sudah semestinya stop. Tetapi saya mbandel. Saya tak sadar diri di jalan. Yang pasti ada yang menyaksikan serta menolong saya, masalahnya saya siuman di rumah sakit. Larut malam. Serta dari sisi tempat tidur rumah sakit, duduk sendirian sembari pegangi tangan saya, ada Juragan.


"Kamu udah sadar Denok? Syukuuur…" kata Juragan pada saat lihat saya siuman.


Juragan menangis. Saya gak dapat apapun sebab masih lemas. Sesudah itu Juragan kasih tahu saya, beliau dan anak buahnya yang membawa saya ke rumah sakit. Serta kalau saya keguguran.


"Duh, untung kamu masih selamat, Denok… Namun anakmu…" Juragan ngomong itu seluruh sembari nangis.


"Denok, maaf… maafkan saya. Jika bukan lantaran yang pertama itu, kamu tidak perlu sampai seperti ini… Saya salah, Denok, saya yang ndorong kamu hingga jadi begini… Salahku besar sekali sama kamu, Denok…"




TAMAT^^

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama