CERITA SEKS KENAKALAN NON ELIZA MONTOK PART4

CERITA SEKS KENAKALAN NON ELIZA MONTOK PART4

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

CERITA SEKS KENAKALAN NON ELIZA MONTOK PART4, Hasrat-Bispak31 "Eh kalian review tidak, sang cebol barusan itu… matanya jelalatan selalu lihatin dadanya Cie Fifi… kurang ajar dech dasarnya", gerutu Sherly saat kami ketujuan parkir mobil.

"Zaman iya Sher? Saya gak review sich", bertanya Jenny.

"Kamu sich, yang ditilikin hanya Eliza. Berhati-hati lho Jen, kelak yang cemburu tidak hanya saya saja lho!", kata Sherly dengan suara merayu.

"Kalian ini… apaan sich…", saya menyambat geram kendati sesungguhnya hatiku suka sekali dengar semua ledekan mereka itu.

"Lhoo… kan benar-benar betul, bukan saya saja yang dapat cemburu, namun yayangmu pun kan", goda Sherly kembali, dan Jenny turut ketawa melihatku gak dapat menjawab.

Habis dech saya, mereka berdua seperti bekerja bersama-sama untuk menghinaku habis habisan dari sejak kantin hingga ke parkir mobil. Tiada yang dapat kulakukan, saya sudah tidak dapat membalasnya ujaran mereka serta pasrah saja dibarengi ke-2  doiku ini, yang sampai hati membuatku lagi tersenyum malu sesuai ini.

"Lhoo… Andy itu nungguin kamu sayang. Hayo, kalian janjian ya?", goda Sherly di saat kami telah dekat sama mobilku.

"Hai Andy… nungguin Eliza ya… nih kukembalikan dech Elizanya", Jenny menegur Andy sekalian menghina kami berdua.

"Hai Eliza… hai Jenny… Sherly…", sapa Andy yang lalu menunduk malu, karena mungkin ledekan Jenny itu.

"Hai pun Andy… Eh Eliza, kamu kok diam saja sich?", Sherly langsung menghinaku sesudah membalasnya panggilan Andy.

Saat ini saya cuma dapat turut menunduk malu. Dikarenakan Jenny dan Sherly, saat ini lidahku rasanya kelu juga cuman untuk menegur Andy.

"Ya sudah dech, kami titip Eliza sama kamu ya Andy. Tak boleh ditiadakan lho!", kata Jenny yang tau-tau suara suaranya jadi galak.

"I… Iya", jawab Andy dengan nada lambat.

"Awas bila kamu sampai melenyapkan Eliza, Andy", kata Sherly dengan sama galaknya.

"I… Iya…", Andy menjawab kembali dengan suara sepelan barusan.

CERITA SEKS KENAKALAN NON ELIZA MONTOK PART4

Mukaku rasanya betul-betul panas. Entahlah, kemungkinan parasku udah semerah kepiting rebus. Saya memandang mereka berdua dengan kecewa bersatu puas serta malu, tetapi mereka berdua berlaku seakan tidak ada apa-apa sampai saya jadi bertambah gaungs dari mereka berdua.

"Ya sudah Eliza, saya pulang dahulu ya, bentar kembali saya les sama Cie Stefanny tuch. Andy, saya pulang dahulu ya", kata Jenny yang mengedipkan matanya dengan lucu sekalian melambai-lambaikan tangan.

"Saya turut kamu saja ya Jen. Dah, Eliza… Dah Andy…", kata Sherly yang mengangkat tangannya.

Saya balas lambaikan tangan sekejap dari mereka berdua. Saat sebelum saya kembali menunduk malu, saya menyaksikan selintas, rupanya Andy pun mengangkat tangannya pada Jenny serta Sherly.

Diam diam saya terasa sedikit iri memikirkan apa yang kurang lebih hendak terjadi dalam rumah Jenny seusai ini. Apa lagi Sherly ikut juga ke situ. Barangkali Sherly dan Jenny dapat membawa Cie Stefanny bermesraan atau bahkan juga bercinta, dan perlahan-lahan hasratku mulai naik mengayalkan semuanya itu.

Namun saya sadar saya tidak boleh mengandaikan banyak hal yang dapat memunculkan hasratku pada saat saya masih di sini bersama Andy, sebab saya tidak pengin permalukan diriku sendiri. Apalagi saya jangan kehilangan fokusku waktu ini. Saya tidak mau Andy mengira saya tidak perhatian kepadanya jika selanjutnya obrolanku tidak menyambung sebab pikiranku yang melayang-layang ke mana saja.

"Hai Eliza…", Andy menyapaku kembali benar di saat saya memandang Andy.

"Hai pun Andy…", sekali ini saya dapat balas menegur, kendati pun dengan hati yang berdebar-debar tidak karuan.

Kami kembali tercenung sesaat lama waktunya. Saya coba cairkan situasi yang canggung ini.

"Andy, kamu betul sedang nungguin saya?", saya menanyakan pada Andy.

Andy tersenyum malu dan mengacaukank.

"Mengapa?", tanyaku dengan penuh rasa mau tahu apa lebih kurang jawaban Andy.

"Aku… aku…", Andy tergagap cemas.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

Saya tersenyum geli menyaksikan kebingungan Andy. Kendati pun tentunya saya berasa puas, namun saya mulai ingin tahu kenapa Andy tungguku di sini. Apa Andy mau menyampaikan suatu hal padaku?

Kembali kembali saya mengeluh dalam hati, dengan seluruh perhatian yang diberi Andy padaku ini, tetap juga kami ini tetap belum dengan status sepasang pacar.

Biarpun demikian, besar angan-anganku jika dalam kurun waktu dekat kami berdua dapat betul-betul jadian, dan… dan…

"Eliza… eeh… kelak malam… bisa saya telpon kamu?", bertanya Andy membubarkan lamunanku.

Saya berasa seperti tersambar petir pada siang hari yang benar-benar ceria ini, lalu hatiku rasanya seperti disiram air es yang sangat dingin. Nyaris saya tidak sadarkan diri, dan saya hampir gak yakin dengan pendengaranku.

Tapi… oh, terima kasih Tuhan… berikut ini waktu yang kutunggu nanti semenjak saya berbicara dan mengetahui Andy di kelas 1 SMA. Pada akhirnya Andy mulai berani jelas terangan usaha dekatiku, dan saya mulai berani mengharap, mudah-mudahan mimpi elokku akan lekas terpenuhi.

"Bisa", saya menjawab sembari menunduk, serta saat ini tukar saya yang tersenyum malu berbaur rasa suka yang benar-benar amat.

"Jika gitu… saya malam nanti telpon kamu ya… jam delapan malam bisa Eliza?", bertanya Andy kembali.

"Iya… jam delapan malam boleh… aku… saya nanti ya", saya bercakap lambat, dan mukaku berasa panas.

"Iya… jam delapan malam", kata Andy.

Jantungku berdetak dengan cepat, sampai sampai rasanya saya dapat dengar degup jantungku sendiri. Ini ialah suatu janji yang memuaskan buatku.

"Saya pulang dahulu ya Andy…", saya minta pamit pada Andy selesai kembali lagi kami tercenung cukuplah lama.

"Oh iya… saya pula pulang dahulu Eliza. Take care ya…", kata Andy.

"Iya, kamu  take care ya Andy…", kataku dengan jantung yang kembali berdegap cepat.

Saya masuk ke mobilku seusai sama sama lambaikan tangan dengan Andy. Sekarang saya diperjalanan pulang, dengan hati yang paling berbahagia. Andy dapat menghubungiku malam nanti, entahlah apa yang hendak kami bahas.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

Kunjungi Juga : Pencuri Jackpot & Pemburu Hadiah

Yang pasti ini hari saya suka sekali, serta saya tidak sabar menanti waktu ini berputar-putar hingga jam delapan kelak, mendatangkan waktu yang cantik untukku.

V. Kenakalanku Bersambung

Saya tekan klakson mobilku 1x waktu saya udah ada di muka pintu gerbang rumahku. Tidak beberapa lama kemudian saya memandang Wawan yang membuka pintu buatku, dan saya jadi terpikir keusilanku barusan pagi. Saya membatasi napas sekalian masukkan mobilku ke garasi, siap-siap terima nasibku.

Tetapi saya sedikit kaget memandang ada mobil kokoku dalam garasi. Dan saat saya menyaksikan kokoku berada di dalam mobilnya, yang kelihatannya repot mengutak atik suatu hal dalam mobilnya, saya bernafas lega. Tiga pejantan yang nyata menempatkan marah padaku itu tidak dapat seberani itu untuk menyentuhku saat lagi ada kokoku di sini.

Jadi saya turun dengan enjoy, serta merapat ke kokoku yang repot dalam mobilnya. Saya lihat Wawan yang menatapku dengan penuh gairah, dan saya meleletkan lidah kepadanya dengan tenang tiada khawatir bakal diapa apakan olehnya. Serta saat ini saya udah ada pada samping kokoku.

"Halo ko… diapain kembali sich mobilnya?", saya menegur kokoku.

"Oh… kembali masang CD lagu anyar nih", jawab kokoku.

"Lagunya siapa… saya pengin donk", saya mulai merengek-rengek.

"Iya iya saya membeli dua kok. Nih satunya", kata kokoku yang keluar mobilnya serta berikan satu kotak CD masih terbungkus ini padaku, keliatannya kokoku telah usai memasangkan CD lagu anyar itu di CD changer mobilnya.

"Terima kasih ya ko", kataku dengan suka serta menimang-nimang nimang CD itu, lantas mulai membaca baca title lagu yang ada di dalam CD itu.

"Iya iya… mari makan dahulu, saya telah lapar nih", kata kokoku sekalian merecoki rambutku sampai jadi sedikit awut awutan sebagai berikut.

"Iih… apaan sich", saya marah-marah dan memburu kokoku yang udah larikan diri ke dalam. 

CERITA SEKS KENAKALAN NON ELIZA MONTOK PART4

Sekianlah jika saya berbicara kokoku, kami kerap jadi sedikit ribut dalam gurau sesuai ini. Selanjutnya kami makan bersama sembari sama-sama ceritakan banyak perihal yang anyar kami alami.  Pastinya saya tak segila itu untuk bercerita semua kegiatan seksual yang kualami di kokoku.

"Me, saya kelak perlu handycam. Ada pada kamu kan me?", bertanya kokoku di saat kami udah usai makan.

"Oh iya… sesaat saya ambilkan ya ko", kataku sembari membasuh tanganku.

"Aku segera turut saja ke kamarmu me, sekaligus meriksa anti virus di komputermu", kata kokoku.

"Ok dech", kataku dan saya tunggu kokoku usai membersihkan tangan, lalu kami saling ke atas ketujuan kamarku sembari adakalanya sama sama mengejek, serta sekali ini saya yang menang demikian saya memakai Cie Stefanny selaku bahan ledekan.

Saya lepaskan sepatu dan kaus kakiku, yang setelah itu segalanya kutaruh di almari sepatu. Saya jadi terkenang tempo hari, waktu Jenny dan Sherly tiba mengantarku dan lihat sepatu Cie Stefanny.

Sekejap jantungku berdetak cepat. Tiba-tiba saya terasa takut mengandaikan apa reaksi kokoku kalaupun dia lihat Cie Stefanny tertidur di tempat tidur kamarku pada situasi telanjang bundar. Tetapi aku segera kembali tenang saat saya sadar kalaupun tiada sepatu siapa-siapa saja yang di muka pintu kamarku.

Di kamar, saya menghidupkan AC serta buka tirai jendela. Seusai kokoku membenahi anti virus di komputerku serta handycam itu kuberikan kepadanya, kokoku mohon pamit padaku, ucapnya pengin temani papi mama. Mereka akan pulang hari Minggu kelak, yang kemungkinan besar mereka pulang pada malam hari seperti umumnya.

Sekalian tutup pintu selesai kokoku telah keluar kamarku, saya mulai berpikiran, memiliki arti saya sendirian hingga esok malam. Dan saya tahu saya mustahil berhasil lolos dari gempuran tiga pejantan di rumahku ini bila saya tidak mengamankan diri di kamarku.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

Tetapi saya kebingungan  pikirkan apa yang perlu kulakukan saat saya harus makan nanti malam. Entahlah, barangkali saya harus mencegah lapar malam nanti. Yah, menganggapnya saja diet.

Karena itu saya menutup pintu kamarku, namun sebuah ketukan pada waktu saya masih sedekat ini dengan pintu kamarku membuatku menjerit terkejut.

"Me, ada apakah?  Ini barusan saya lupa bila saya bawain kamu roti tawar dan keju kegemaranmu", kudengar nada kokoku dari balik pintu.

Saya buka pintu lalu saya menghambur serta memegang kokoku dengan lega. Jantungku berdetak cepat, dan saya usaha menentramkan diriku dengan menyelinapkan parasku di dada kokoku yang cukup bagian ini.

Kokoku balas merengkuh badanku secara halus, dan saya lagi diam dalam dekapan kokoku.

"Me, ada apakah?  Barusan kamu kok hingga menjerit semacam itu?", bertanya kokoku dengan bertanya-tanya.

"Aku… anu… memang siapakah yang tidak terkejut bila pintu yang anyar kukunci udah diketok semacam itu?", saya tidak setuju serta mendangak melihat kokoku, dan saya menempatkan muka cemberut.

"Ooh… sorry dech kalaupun getho", kata kokoku lalu membelai rambutku dengan sayang.

Saya suka sekali dengan perbuatan halus kokoku ini. Saya kembali menyelisipkan mukaku ke dada kokoku, dan saya rasa aman ada di dekapan kokoku.

Sebetulnya saya tidak mau melepas kokoku pergi, saya mau nikmati merasa aman ini. Namun saya takut kokoku jadi sangsi dengan sikapku.

Jadi dengan berat hati saya membebaskan dekapanku di kokoku, lalu saya terima roti pemberian kokoku, tentunya gak lupa saya berterimakasih kepadanya.

Selesai kokoku keluar kamar, saya kembali mengancing pintu kamarku biar saat kokoku telah pergi, saya udah aman. Sekurangnya siang ini saya bebas dari problem pak Berbudiin, Wawan serta Suwito yang tentu tidak ikhlas membiarkanku tidak bekerja.

Serta roti yang diberi kokoku ini pastinya dapat menolongku dari rasa lapar waktu kelak saya harus terpenjara dalam kamarku sendiri, untuk mengelit hasrat tiga pejantan itu.

CERITA SEKS KENAKALAN NON ELIZA MONTOK PART4

Saat ini saya mau tidur siang barang sesaat, biar malam nanti saya tidak lelah atau mengantuk saat Andy mengontakku. Dan pastinya saya gak ingin tidur demikian saja, saya pengin tubuhku bersih maka dari itu saya dapat tidur secara nyaman.

Jadi saya siap-siap buat selekasnya mandi. Sembari menenteng handuk, saya ke kamar mandiku untuk menyediakan air hangat pada shower dengan memutar handel keran ke yang rata-rata.

Seusai saya terasa air yang memancar dari shower ini tidak sangat dingin, dengan enjoy saya melepaskan pakaian dan rok seragam sekolahku, pula bra serta celana dalamku, lalu segalanya kutaruh dalam keranjang busana kotor.

Saya menggembok pintu kamar mandiku serta saya lekas berdiri di bawah siraman shower air hangat ini sampai rasa letih yang menimpa badanku sedikit terobati.

Selesai semuanya badanku basah, saya mulai memberikan hati badanku dengan cairan sabun mandiku yang halus, tetapi saya jadi menggigit bibirku sendiri waktu saya menyabuni ke-2  payudaraku.

Berulangkali telapak tanganku menyenggol puting payudaraku tiada berniat saat saya mencuci ke-2  payudaraku, dan dari sebelumnya yang tidak berniat itu sekarang saya sendiri yang justru menyengaja sentuh dan menarik ke-2  puting payudaraku sendiri.

"Mmmh…", saya mengerang nikmati rasa panas yang mulai menjalari badanku.

Sekarang saya mulai meremas halus ke-2  payudaraku sendiri, sembari mengayalkan Andy lagi mencumbu serta memanjakanku dengan mesra di kamar mandiku waktu ini.

"Mmmh…", saya kembali mengerang dengan napas mengincar, sembari pejamkan mataku serta nikmati fantasy liar yang penuhi pikiranku ini.

"Ohh… Andy…", saya mendesah, dan sejalan nafsuku yang semakin menggelegak, saya mulai meraba bibir vaginaku sendiri.

Semua rabaan dan penekanan yang kulakukan di bibir vaginaku dengan jemari jari tanganku ini membuatku mulai terlepas kontrol. Saya mengayalkan Andy sedang mencumbuiku dengan mesra,  lagi meraba dan meremas ke-2  payudaraku secara lembut sebagai berikut.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

Hasratku telah mulai kuasai diriku. Tanganku seperti bergerak sendiri, mencelupkan jemari telunjuk kananku ke lubang vaginaku. Rasa nikmat waktu jemari tanganku menarik lubang vaginaku sendiri membuatku mengayalkan Andy meniduriku dengan penuh cinta di kamar mandiku saat ini.

"Mmm… ssshh…", saya mengerang, mendesah, serta mengulet perlahan-lahan di bawah siraman air hangat yang nyaman ini, sembari nikmati nakalnya jemari tanganku yang merayu lubang vaginaku sendiri dan saya terus mengayalkan Andy yang mengerjakan semuanya padaku.

Rasa panas mulai menjalari sekujur badanku, serta napasku tambah tidak memiliki aturan. Saya pejamkan mataku dan ke-2  pahaku ini kurapatkan semaksimal mungkin nikmati tiap detakan yang menyebabkan rasa nyeri di lubang vaginaku.

Desahanku telah memulai beralih jadi dengusan, dan selang berapa saat badanku tersentak sentak diterpa orgasme.

"Andyyy…", saya mengerang panjang, gak kuat kembali terima semuanya kesan ini, serta saya menarik jemari telunjuk kananku dari capitan lubang vaginaku.

Dengan napas tersengal, saya menyaksikan ke wilayah selangkanganku, di mana cairan cintaku selalu merembes membasahi ke-2  pahaku. Ke-2  betisku kembali berasa pegal gara-gara kenakalanku ini, dan tenagaku kembali lagi seperti lesap demikian saja entahlah ke mana.

"Duh… saya ini mengapa sich… kok jadi seperti ini…", saya meratap lambat menghentikan malu mengetahui bila saya baru-baru ini bermasturbasi sekalian memikirkan Andy, serta saya usaha mendesak gairah birahiku ini.

Perlahan-lahan saya mulai sembuh dari kondisi terangsang ini, serta orgasmeku juga berkurang. Rambutku jadi basah seluruhnya, dan saya memastikan untuk keramas sekaligus. Tidak lupa saya bersihkan lubang vaginaku tadi sempat disanggupi cairan cintaku ini, serta sekarang saya telah merasakan nyaman dengan badanku.

Seterusnya saya menghanduki rambut dan badanku sampai kering, lalu saya membelitkan handuk ini sampai tutup 1/2 sisi payudaraku sampai ke 1/2 pahaku.

Dan saya baru keluar kamar mandiku, sewaktu saya hampir menjerit di saat saya memandang bayang-bayang sebagian orang di jendela kamarku tadi tirainya tak kututup.

CERITA SEKS KENAKALAN NON ELIZA MONTOK PART4

"Kalian ini telah edan ya!", saya 1/2 memarahi di Wawan serta Suwito yang asyik melihatiku dari jendela kamarku

Saya sebetulnya bukan tak ingat jika badanku ini telah berkali kali dicicip dan dijarah habis oleh mereka. Tentu saja bertelanjang badan di depan mereka udah bukan perihal yang fantastis, manalagi kini badanku masih terlilit handuk mandiku. Namun entahlah mengapa, waktu ini saya terasa kecewa diintip oleh mereka semacam ini.

Wawan dan Suwito bergaya gak dengar kata kataku, serta mereka berdua menempatkan tangan mereka di dalam telinga mereka sembari buka mulut mereka, seakan ingin saya mengulang kata kataku, sampai saya semakin kecewa. Menyaksikan sikap mereka ini saya tahu kokoku tentu sudah pergi. Kalaupun kokoku belum pergi, mustahil mereka berani kurang ajar semacam ini padaku.

Saya ambil langkah ke jendela serta bakal tutup tirai jendela kamarku ini, saat tau-tau terpikir suatu gagasan yang membuatku pengin ketawa.

Menyaksikan mereka terus melihatiku begitu, saya bukan menutupkan gordin jendela kamarku, tetapi saya justru membebaskan handuk yang membalut badanku, dan dengan perlahan-lahan saya turunkan handuk ini.

BERSAMBUNG...

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama