CERITA SEKS KENAKALAN NON ELIZA MONTOK PART3

CERITA SEKS KENAKALAN NON ELIZA MONTOK PART3


TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

CERITA SEKS KENAKALAN NON ELIZA MONTOK PART3, Hasrat-Bispak31 "Udah, kembali ke kantin dahulu Fi", kata sang cebol sekalian mengelap penisnya yang benar belepotan sperma bergabung cairan cinta Cie Fifi itu dengan memanfaatkan celana dalam Cie Fifi.

Cie Fifi gak bereaksi, dia cuma diam dan pejamkan matanya. Sang cebol kenakan celana dalam serta celana panjangnya, lalu dia keluar gudang ini.

Selang beberapa saat, Cie Fifi  bangun berdiri, lalu dia keluarkan kantung plastik kecil dari kantong rok pakaiannya. Cie Fifi mengambil celana dalamnya yang basah belepotan sperma sang cebol barusan, lalu masukkan celana dalam itu ke kantung plastik kecil itu.

Kelihatannya Cie Fifi memanglah mempersiapkan kantung plastik itu buat menaruh celana dalamnya yang dia mengetahui dapat dikotori sang cebol seperti saat sebelum awalnya.

"Dasar. Udah orangya cebol, tidak sadar kali jika burungnya itucebol pula", gerutu Cie Fifi yang setelah itu tinggalkan gudang ini.

Kata-kata Cie Fifi barusan membuatku termenung. Cuman pendek, problem yang diomelkan Cie Fifi. Apa penis itu lumayan keras?

Ya ampun… kenapa pula saya mesti ingin tahu dengan penis sang cebol???

"Emmkh…", saya mendesah terbendung saat tau-tau kurasakan kepalaku diambil di depan sampai penis Dedi bersarang dalam lubang kerongkonganku.

"Elok, mari tuturnya pengen nyepong. Kapan keluarnya kalaupun dari barusan hanya kamu emut saja?", bertanya Dedi yang sekarang dengan kejam terus menghimpit nekan kepalaku sampai mukaku tenggelam di muka selangkangannya, dan penis Dedi itu semakin menganiaya lubang kerongkonganku.

"Mmmhh…", saya cepat cepat mengulum dan permainkan lidahku di penis Dedi, agar dia tak menyambung siksaannya padaku.

"Nah… begitu cantik… marilah terusin… sssh… ooh…", kata Dedi yang saat ini mendesah serta mengaduh kesenangan nikmati service oralku.

Ke-2  tangan Dedi membelai rambutku secara lembut pada saat saya terus usaha membikin penis Dedi berejakulasi. Kadang-kadang saya memandang nakal pada Dedi, supaya dia tambah terangsang sampai pekerjaanku akan usai bisa semakin cepat.

CERITA SEKS KENAKALAN NON ELIZA MONTOK PART3

"Mmmhh…?", saya gak dapat berbicara, cuma dapat mengguman tidak terang waktu kurasakan sepasang tangan meremas ke-2  bongkahan bokongku.

Ke-2  tangan Dedi masih membelai rambutku. Barusan itu sudah tidak ada siapa siapa kembali saat saya melanjutkan service oralku. Lantas ke-2  tangan yang meremasi bokongku itu punya siapa?

"Halo Eliza… kembali asyik nih? Saya ikut-ikutan ya", kudengar nada yang cukup kukenal dari belakangku.

Hatiku seperti kesiram air es. Sejak mulai kapan Pandu udah ada di dalam sini? Kenapa barusan saya gak memandangnya?

"Mamamm…", saya ingin larang Pandu, namun sekarang mulutku tersumpal penis Dedi sampai saya tidak dapat berbicara dengan terang.

Telat, Pandu udah mengungkap rok seragam sekolahku, serta saya telah pasrah menanti hukuman yang bisa diberi Dedi bila dia melihatku menggunakan celana dalam ini.

"Eh Pan Pan… gak bisa… saya dahulu donk! Elo ini dahulu", sergah Dedi lalu menarik terlepas penisnya dari mulutku.

"Iya iya…", gerutu Pandu lalu tukar status dengan Dedi.

Saya diam dengan jantung yang berdetak lebih kuat. Dua pelajar busuk ini bakal selekasnya melumatku di gudang ini, tetapi yang sangat kutakutkan ialah Dedi. Kehadiran Pandu ini menghancurkan semuanya rencanaku. Semestinya barusan itu saya lolos dari gudang ini tak perlu ngeseks dengan Dedi, tapi…

Tidak ada waktu buatku untuk pikir maupun berleha leha. Tau-tau badanku udah diambil berdiri oleh mereka berdua, lalu ke-2  kakiku yang direntangkan lumayan lebar. Lantas dengan urutan ke-2 kakiku yang selalu begitu, tubuhku direbahkan di depan. Pandu telah mengangkat penisnya yang nyatanya sudah ereksi itu di muka parasku, meminta service oralku.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

Dengan geram saya mengulum penis Pandu, serta saya keluarkan seluruh tehnik oralku biar Pandu cepat sampai pucuk serta kedepan dia tak turut nikmati lubang vaginaku sesudah Dedi usai nikmati badanku. Saat itu kurasakan celana dalamku didesak pencet oleh jemari tangan Dedi, pas di sisi bibir vaginaku. Dedi telah mengetahui. Saya pejamkan mata serta pasrah terima nasibku.

"Lho cantik… siapakah yang suruh kamu gunakan? Ooo… maka dari itu kamu barusan nawarin ngemut kontolku, karena kamu masih ingat kan apa yang dahulu saya ngomong kan?", bertanya Dedi dengan 1/2 menghardik.

Saya gak berani menjawab, gak berani melihat. Pengin rasanya saya menangis, namun saya gak ingin kelak kawan temanku terpenting Jenny malahan ajukan pertanyaan bertanya kalaupun kelak mataku dilihat sembab.

Saya cuman dapat pasrah serta selalu mengoral penis Pandu, sekalian tunggu hukuman yang bisa dikasihkan Dedi padaku.

"Mmmkh…", saya mengesah terhenti saat kurasakan jemari tangan Dedi menerobos masuk ke lubang vaginaku masih yang tertutup celana dalam ini.

Jemari tangan itu bergerak gerak di sana, memunculkan kesan yang aneh sewaktu saya sadari celana dalamku mengorek ngorek dinding lubang vaginaku. Saya mengesah serta lagi mengesah ketahan, tetapi saya tidak lupa jika saya harus memaksakan penis Pandu yang ada dalam mulutku ini selekasnya berejakulasi.

"Mmmh… aaahh…", saya tidak kuat kembali, saya mengesah serta meronta kesakitan sewaktu saya merasai pedih di vaginaku, sampai penis Pandu lepas dari kulumanku.

"Sedap kan Elok?", sentil Dedi saat saya melihat ke belakang untuk menyaksikan apa yang sedang dilakukan Dedi.

Saya lihat sisi bawah celana dalamku digeret ke atas. Ternyata itu membikin sisi depan celana dalamku ini terlipat, serta menggesek masuk ke bibir vaginaku. Saya memandang Dedi dengan memelas, meminta belas kasihannya buat hentikan semuanya ini.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D


Namun Dedi nyata-nyata mau menghukumku. Celana dalamku ini digeret ke atas serta kebawah sampai kesan yang menimpa bibir vaginaku ini kian jadi beres.  Di antara pedih serta nikmat.

"Aduuh… sakit Deed…", saya mulai merengek-rengek, namun Dedi cuma ketawa tawa.

"Telah, gak boleh ngoceh terus! Teruskan!", tau-tau Pandu memutar kepalaku sampai parasku kembali menghadap penisnya, serta Pandu selekasnya menjejali penisnya itu ke mulutku.

"Mmmph…", saya mengesah terhambat, namun waktu ini saya gak memiliki alternatif lain, saya harus meneruskan service oralku buat penis Pandu.

Di belakangku, Dedi ternyata sudah tidak sabar buat nikmati badanku. Saya rasakan sisi bawah celana dalamku disingkap, serta suatu benda topangl, hangat dan lumayan besar, yang benar kepala penis Dedi itu, sekarang melekat serta memojokkan bibir vaginaku.

Badanku menyebutng sebentar sewaktu penis Dedi memotong lubang vaginaku dan selalu melesak masuk. Saya pejamkan mata menghentikan sakit, serta selanjutnya saya terus usaha meneruskan service oralku buat penis Pandu saat Dedi mulai memompa lubang vaginaku.

Sekali ini Dedi berlakukanku dengan sedikit kasar. Dia menggenggam pinggulku, menarik badanku ke arahnya tiap-tiap dia menyikatkan penisnya, sampai penisnya berasa menusuk demikian dalam lubang vaginaku. Berulangkali saya melenguh terhambat, dan saya mulai gak dapat fokus untuk mengoral penis Pandu.

Mengakibatkan saya mesti semakin menanggung derita saat Pandu menggenggam sisi belakang kepalaku sampai parasku melekat di muka selangkangannya. Saya harus berusaha menghentikan mual karena berbau apek yang menimpa hidungku,  saya mesti meredam terasa sakit berbaur nikmat pada lubang vaginaku yang dipompa habis habisan oleh Dedi.

Saat ini saya cuma mengharap pasienanku ini lekas selesai. Saya  mengharapkan busana seragam sekolahku ini tak lecek dan basah oleh keringatku seusai saya usai disetubuhi oleh dua begundal ini. Sehabis saya menyatukan semua tenagaku, saya melingkarkan ke-2  tanganku ke belakang bokong Pandu, lalu saya mengisap dan menghirup penis Pandu kuat kuat.

CERITA SEKS KENAKALAN NON ELIZA MONTOK PART3

"Oooh…", Pandu mulai melolong dan kurasakan dia akan membebaskan penisnya dari gempuranku, barangkali dia telah tak sanggup mengendalikan kepuasan service oralku.

Tetapi saya tidak pengin melepasnya, saya mesti membuat cepat berejakulasi. Dengan ke-2  tanganku yang kugunakan buat meredam badan Pandu, penis itu kujilat memutar, lalu kepala penis itu kucucup kuat kuat serta sesaat lantas penis itu kembali kucelupkan dalam kuluman mulutku. Semuanya kulakukan di tengah-tengah gencarnya sikatan penis Dedi pada lubang vaginaku.

"Aahh… enaknya seponganmu Elizaa…", erang Pandu kesenangan waktu kurasakan cairan sperma Pandu menyemprotkan, penuhi rongga mulutku.

Selanjutnya bajingan tengik ini keluar juga.  Saya menelan semua cairan dalam mulutku ini, namun saya tidak pengin Pandu berhasil lolos demikian saja. Dia udah menghancurkan rencanaku baru saja semestinya telah sukses. Saya sangat kecewa kepadanya.

Saya terkenang bagaimana saya bersama Jenny, Sherly serta Cie Stefanny tempo hari sukses menundukkan tiga pejantan di rumahku, dan kupikir saya barangkali dapat memanfaatkan metode yang serupa untuk menumpahkan kekecewaanku pada Pandu. Saya terus mengisap penis di mulutku ini walau penis itu udah melunak benyek.

"Ooh… sudaah… ampuun…", Pandu melolong lolong tidak kuat terima gempuranku, akan tetapi saya tetap belum tuntas dengannya.

Saya terus menghirup serta menghirup penis Pandu, hingga selanjutnya dia menguik nguik seperti disembelih saja. Selanjutnya saya menyudahi kulumanku pada penis Pandu, dan saat saya melepas tanganku, Pandu langsung jatuh lemas, sama dengan nasib banyak pejantan di rumahku yang tergelimpang selesai saya dan banyak doiku balik meniduri mereka.

"Oooh… kamu sungguh-sungguh pelacur, Cantik… ooooh…", Dedi meracau serta menusukkan penisnya dalam dalam lubang vaginaku.

Dadaku ibaratnya bakal meletus sewaktu saya dengar penghinaan Dedi barusan. Sesudah Dedi tuntas siramkan spermanya dalam lubang vaginaku, saya lekas berdiri, kembali tubuh, serta sekali ini saya menampar Dedi.

‘plaak… plaak…', 2x saya menampar pipi Dedi, keras sekali.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

Dedi terkesima menatapku seperti tidak meyakini dengan yang baru-baru ini terjadi.

"Brengsek, kamu tetap bisa bisanya mengejek saya", desisku dengan suara gemetaran sangking geramnya.

Kondisi di gudang jadi sepi. Deru detak jantungku dapat kudengar secara jelas. Saya menggigit bibir menghentikan tangis. Saya sangat sakit hati saat Dedi menyebutku pelacur.

Tiada mempedulikan mereka kembali, saya lekas keluar gudang ini. Namun saya sadar jika saya harus mengatur diriku dalam toilet, sekalian minimal saya mesti bersihkan tersisa sperma Dedi yang menetes dari bibir vaginaku.

Dalam toilet, saya selekasnya mengusung rok seragam sekolahku, serta saya ambil tissue yang siap buat mengelap lelehan sperma disekitaran pangkal pahaku. Beberapa tissue kuambil dan kuselipkan di sisi dalam celana dalamku yang sedikit basah, supaya bisa membantu rasa tidak nyaman di selangkanganku.

Dan sekali ini saya telah tidak kuat kembali, saya menangis tersedu-sedu. Kenapa saya harus terima ejekan seperti berikut? Dengan berurai air mata, saya mengatur rambutku di muka cermin, lalu saya menyusuti air mataku dengan tissue. Untung makeup tipis di mukaku tidaklah sampai hancur gara-gara air mataku.

‘kriiing…', bel tandanya jam pelajaran berpindah udah keluarkan bunyi.

Saya cepat keluar toilet dan saya sedikit lari menjurus kelasku. Diperjalanan saya lihat pak Totok yang anyar keluar kelasku, dan aku terus menjumpainya.

"Selamat siang pak. Maaf saya barusan tau-tau sakit di perut, jadi gak dapat turut pelajaran pak Totok", saya menegur pak Totok sekalian sampaikan argumen kenapa saya barusan tidak dapat ada dalam kelas.

"Selamat siang Eliza. Ya, tidak apa apa. Kelak kamu dapat pinjam catatan temanmu, tidak ada quiz maupun ulangan tiba-tiba ini hari. Eh… Eliza? Kamu habis menangis? Ya ampun… barusan perutmu pastinya sakit sekali ya? Saat ini kamu masih sakit? Bila masih sakit kamu dapat istirahat di ruangan UKS", kata pak Totok.

CERITA SEKS KENAKALAN NON ELIZA MONTOK PART3

‘Uh… UKS? Tidak deh… saya tak mau tertiban malapetaka buat ke-2  kalinya di sekolah hari ini', pikirku dalam hati.

"Tidak perlu pak, Eliza telah lebih enak. Terima kasih pak, saya kembali lagi ke kelas dahulu", jawabku sekaligus pamit di pak Totok.

"Baik, silahkan Eliza. Selamat siang", kata pak Totok.

"Selamat siang pak", kataku dengan lega, serta saya lekas balik tuju ke kelas untuk mengikut jam pelajaran paling akhir.

IV. Suatu Janji Yang Memuaskan

"Sayang… kamu mengapa kok lama sekali di WC? Saya telah nyaris susul kamu lho…", bertanya Jenny waktu saya udah duduk di sampingnya.

"Tadi… saya habis sakit pada perut Jen", jawabku lambat.

"Eh…? Mengapa kamu sayang? Kamu setelah nangis ya?", bertanya Jenny kembali dengan cemas.

"Iya, barusan perutku tau-tau sakit sekali, saya tidak kuat metahan sakitnya, jadi saya hingga sampai nangis. Tetapi saya sudah lebih enak kok saat ini Jen", saya tidak jujur biar Jenny stop mengkhawatirkanku

"Saat ini perutmu telah gak sakit?", bertanya Jenny kembali dengan haru.

Saya geleng-geleng kurang kuat sekalian usaha tersenyum pada Jenny.

Sesungguhnya saya berasa sedikit gak nikmat karena saya harus tidak jujur pada Jenny yang demikian perhatikan dan mengasihiku. Perasaan salah ini sedikit mengacauku, meskipun saya tahu ini yakni yang terhebat, dibanding ada yang dengarkan penuturan kami waktu saya mengatakan apa yang sebetulnya terjadi padaku pada saat saya ada pada toilet, ataupun lebih persisnya di gudang barusan.

Namun tidak lama setalah itu Jenny telah kembali repot memikat dan mengejekku bab Andy. Manalagi saat jam paling akhir ini hari guru yang semestinya mengajarkan di kelas kami tidak masuk, maka kami bebas belajar sendiri. Jenny tambah semangat menarikku, serta saya telah habis akal buat membalasnya ledekan Jenny, sampai saya cuman dapat tersenyum malu.

Dan saat lagi saya tidak tahu mesti lakukan perbuatan apa, tau-tau saya melamunkan Andy.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

Apa ya yang kurang lebih tengah dikerjakan Andy? Apa yang kurang lebih ada pada pemikiran Andy waktu ini? Apa dia memikirku? Tau-tau saya telah terasa kangen pada Andy.

"Duh… bidadari yang satu berikut kembali kasmaran deh… sampai sampai saya tidak dikira kembali", keluh Jenny.

"Siapa sich…", saya kembali lagi coba menghindari.

"Getho ya? Kalaupun gitu… kelak saya bilangin ke Andy ah…", kata Jenny sembari lihat ke atas.

"Jeen… apaan sich… memang kamu pengen katakan apa ke Andy?", saya merengek-rengek.

"Mmm… saya ingin katakan apa ya… saya pengen katakan, jika Eliza tidak senang dengan dia", Jenny menjawab dengan model cuek bebek sembari mulai membunteli buku bukunya ke tas sekolahnya, karena bel pulang sekolah benar-benar barusan mengeluarkan bunyi.

"Jeen… gak boleh getho dong… aku…", saya mulai cemas bila kalau Jenny sungguh-sungguh dalam kata ujarnya, dan saya dan lagi merengek-rengek.

"Jika begitu kamu tidak boleh menangkis selalu sayang, ngaku saja dech!", Jenny kembali merayuku.

"Aku…", saya gak dapat bercakap apa manalagi serta mukaku rasanya panas sekali.

Jenny menatapku dengan senyuman jahil. Saya cuman dapat tersenyum malu sekalian merapikan semua buku dan alat tulisku ke tas sekolahku. Sesudah doa pulang, saya serta Jenny siap-siap keluar kelas di saat Sherly tau-tau tampak di muka pintu kelasku.

"Duh…", saya berencana menyambat sewaktu saya lihat Sherly tersenyum senyuman.

"Mengapa sayang?", bertanya Sherly yang dekatiku.

"Kalian ini ingin hingga sampai kapan sich baru senang nggodain saya?", tanyaku dengan memelas.

"Sampai kamu jadian sama Andy, dan nraktir kita kita", kata Jenny dan Sherly nyaris berbareng serta mereka ketawa suka.

"Ssstt!! Apaan sich? Jika yang lainnya dengar bagaimana coba!", saya marah-marah dengan kuatir.

"Karena itu gak boleh ngelamun saja sayang… simak donk di sini sudah tinggal kita bertiga saja", kata Jenny sekalian merengkuhku.

CERITA SEKS KENAKALAN NON ELIZA MONTOK PART3

Saya lihat ke sekitarku, nyatanya betul-betul kelasku ini telah kosong disamping kami bertiga. Tetapi tetap saya khawatir bila ada yang dengar kata-kata mereka barusan perihal saya jadian sama Andy. Saya tidak ingin Andy dengar gosip yang tak tidak, saya gak mau hubunganku dengan Andy yang barusan mulai bersemi ini jadi hancur.

"Yok, kita temani kamu hingga sampai ke mobilmu ya", kata Sherly lalu menggamit tanganku.

"Tetapi, saya pengin mencari minuman dahulu, saya haus nih. Kalian terlebih dulu saja dech", saya coba memberikan argumen buat pisah pada mereka, agar saya tidak terus menerus menjadi bahan ledekkan mereka.

"Ya tidak apa apa, bertepatan saya pula haus. Saya temani kamu ke kantin dech sayang", kata Jenny.

"Saya pun haus kok. Ya telah kita ke kantin dahulu saja", kata Sherly yang saat ini udah tarik tanganku.

Saya telah tak miliki argumen kembali, jadi saya menurut saja didampingi mereka berdua ke kantin. Pastinya ledekan mereka padaku kembali bersambung, dan saya cuman dapat tersenyum malu.

Sampai di kantin, hatiku jadi risi sewaktu saya lihat sang cebol. Saya terkenang tingkah laku busuknya di gudang barusan kepada Cie Fifi.

Tetapi saya usaha punya sikap biasa. Manalagi Cie Fifi telah menegur kami dan bertanya apa yang kami pesan. Selesai kami bertiga tuntas minum, kami lekas bayar pesanan kami dan minta pamit pada Cie Fifi.

BERSAMBUNG...

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama