CERITA SEKS KENAKALAN NON ELIZA MONTOK PART6

CERITA SEKS KENAKALAN NON ELIZA MONTOK PART6

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

CERITA SEKS KENAKALAN NON ELIZA MONTOK PART6, Hasrat-Bispak31 "Aaah…", saya menjerit takut waktu tau-tau badanku terangkut, nyatanya Wawan memanggul ke-2  pahaku di atas pundaknya, serta ke-2  betisku yang terjuntai menekuk ke bawah ini melekat di punggung Wawan.

Saya bertambah tidak memiliki daya. Dengan tangan kiriku yang melingkar di leher pak Berbudiin yang berdiri di samping kiriku, tangan kananku yang melingkar di leher Suwito yang berdiri di samping kananku, dan ke-2  pahaku yang dipanggul Wawan di pundak kanan serta kirinya, saya sudah tidak dapat ke mana-mana kembali.

Kengerian sedikit menimpaku saat saya mengetahui badanku melayang-layang lumayan tinggi dari lantai, apa lagi dalam status sesuai ini mereka bawa badanku keluar kamarku, terus keluar hingga ke arah tempat jemuran pakaian.

Tetapi yang sangat membuatku kuatir yaitu kepala Wawan yang ada pada ke-2  pahaku yang terbuka, dan yang tentu paras Wawan menghadap langsung di bibir vaginaku, begitu dekat. Sebuah jilatan yang sedang dilakukan Wawan mulai pembantaian kepada diriku, dan saya mengulet kurang kuat gara-gara tingkah Wawan ini.

"Wan… jangan… angghhhk…", saya coba meminta, tetapi saya harus melenguh di saat Wawan kembali memagut bibir vaginaku yang terpampang di hadapannya, dan badanku menyebutng luar biasa tidak bisa kukendalikan kembali.

Belumlah cukup siksaan kepuasan yang kualami, pak Bijaksanain dan Suwito menambahkan pasienanku. Mereka menguak bra yang membuntel payudaraku, lalu nyaris berbarengan mereka menyesap ke-2  puting payudaraku yang berada di hadapan mereka. Saya mulai tidak sanggup terima semua rangsangan ini, badanku mengulet dan mengartikulasikanng tidak bisa kukendalikan kembali.

"Mmmhh… udaaah…", saya mengerang dan meminta.

Tidaklah ada jawaban pada mereka atau sinyal tanda mereka ingin dengarkan permintaanku. Mereka bertiga terus memikat ke-2  puting payudaraku, pun bibir dan lubang vaginaku. Saya mulai teraniaya dalam kepuasan ini, nafsuku udah naik gak karuan, serta rasa panas mulai menjalari sekujur badanku.

"Ngghh… sudaah… mmhh… hentikaaan… aunghhh…", saya meminta dan merengek-rengek antara lenguhan dan rintihanku.

CERITA SEKS KENAKALAN NON ELIZA MONTOK PART6

Tetapi memanglah salahku  sich, terlihat marah tiga pejantan ini terlampau besar seusai saya berkali kali menarik dan memancing gairah mereka sepanjang hari ini. Mereka sekalipun gak mengacuhkan permintaanku dan dengan kejam mereka selalu menyiksaku.

Saya tidak kuat kembali. Pinggangku meliuk serta meliuk, kepalaku hingga sampai terdongak karena enaknya rangsangan bertubi tubi yang menimpa badanku ini. Karena status badanku yang seperti berikut, kepalaku jadi terjuntai ke bawah, serta rambutku yang terurai ini tersentak sentak mengikut pergerakan badanku.

Tiba-tiba mereka bertiga bersama-sama menyudahi perbuatan mereka, tapi mereka membebaskan badanku terus melayang-layang tinggi di bahu mereka. Saya mendesah perlahan-lahan, dalam hati saya berasa sedih lantaran nikmat yang menyerangku ini jadi sirna saat mereka stop demikian saja sesuai ini.

Tetapi saya cuma diam, saya gak ingin berbicara apa apa, memohon maupun melakukan perbuatan apa saja, biarpun diam diam saya nikmati tersisa sisa luapan nafsu masih yang menempa badanku.

"Non Eliza ingin turun?", bertanya Wawan sembari meniup bibir vaginaku.

"I… iyaa…", jawabku dengan merengek-rengek serta saya sedikit menggoyang goyangkan pinggulku buat menghindari bibir vaginaku dari tiupan Wawan.

"Wan…", saya kembali merengek-rengek pada Wawan.

Dengan ke-2  betisku yang melekat di punggung Wawan, serta ke-2  pahaku yang menjepit kepala Wawan, pergerakanku benar-benar tidak berfaedah. Apa saja yang kulakukan, bibir vaginaku masih tetap berada di hadapan paras Wawan yang sampai hati melanjutkan tingkahnya itu.

"Selalu apa tanggung-jawab non tadi telah bikin kita kita tegangan tinggi waktu tonton non di kamar tadi siang?", bertanya Suwito yang lalu menyeruput puting payudaraku yang berada pada hadapannya sampai saya mengulet dan menyebutng kurang kuat.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

"Enggh… maaf deh… tapi… kalian kok kurang ajar sich… kalian itu ngintip saya, kok malahan saya yang diperintah tanggung-jawab?? Semestinya kan saya yang geram??", dari meminta sekarang saya jadi tidak setuju dengan kecewa sekalian meredam nafsuku saat lagi Wawan serta Suwito repot menggempur wilayah wilayah peka pada badanku ini.

Dengar omelanku, Wawan dan Suwito menyudahi gempuran mereka, dan mereka sama sama berpandangan sesaat.

Saya sendiri memandang geram dari mereka, tetapi saya tidak dapat lakukan perbuatan apa saja pada saat badanku masih melayang-layang sesuai ini dengan ke-2  tangan serta kakiku yang ada dalam kekuasaan mereka.

"Wah tak mau tahu, utamanya non Eliza mesti tanggung-jawab. Lagian non Eliza telah membuat kita kita ngaceng berkali kali tanpa hasil mulai sejak pagi", kata Wawan lalu kembali memagut bibir vaginaku.

"Engghkk… ngghh…", saya melenguh kenikmatan gara-gara siksaan Wawan ini serta pinggangku kembali meliuk sampai perutku terangkut tinggi.

Saya mau meronta, saya pengin meminta biar mereka melepaskanku ini hari saja, lantaran saya gak pengin pada kondisi lemas saat terima telpon Andy malam nanti. Saya mau nikmati waktu saat mengobrol dengan Andy tanpa siksaan rasa pegal atau mengangut karena kepayahan.

Tetapi tidak berapa lama kemudian saya telah tidak bisa kembali berpikir tenang. Saya mendesah rintih kesenangan saat ke-2  pergelangan tanganku dicengkam oleh pak Berbudiin serta Suwito, dan tangan mereka yang satunya mereka pakai buat meraba dan membelai perutku, dan mereka berdua kembali mengulum puting puting payudaraku.

Seluruhnya masih ditambahkan tingkah Wawan yang meraba raba ke-2  pahaku yang terpangku di pundaknya ini dengan ke-2  tangannya. Anyar ini kali mereka bertiga menyiksaku dengan sejahat ini. Semuanya kesan keasyikan yang kurasakan ini begitu luar biasa serta merisaukan pikiranku.

Selanjutnya saya memutuskan nikmati saat saat jadi bulan bulanan tiga pejantan ini, dan saya cuman dapat mengharap malam nanti saya masih lumayan kuat buat terima telpon Andy.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

Kunjungi Juga : Pencuri Jackpot & Pemburu Hadiah

Badanku mengartikulasikanng berulang-ulang, pinggangku meliuk dan meliuk sangking nikmatnya rasa nikmat yang kuterima ini. Tidak bisa kutahan kembali, saya mesti berserah dirundung orgasme.

Saya melenguh sejadi jadi serta menggeliang top membebaskan luapan liar ini, serta sekali ini tidak ada satu juga pada mereka yang pengen mengampuniku kendati pun saya meminta seperti apa saja.

Bahkan juga sekali ini mereka kian memperhebat siksaan mereka padaku. Saya rasakan lidah Wawan menyerang masuk isi lubang vaginaku, serta tersebut tetap ditambah lagi bibir Wawan yang memagut bibir vaginaku dengan liar.

"Aaahh… ooooh… Waaan…", sebuah cucupan yang benar-benar kuat oleh Wawan di bibir vaginaku membuatku menjerit kesenangan.

Rasanya tiap kaitan tulang di seluruhnya badanku lepas waktu saya harus mengartikulasikanng bagus gara-gara tingkah Wawan ini. Ke-2  betisku melekat kuat di punggung Wawan, menyebabkan lututku tidak dapat kutekuk kembali.

Ke-2  tanganku yang melingkar di leher pak Bijakin dan Suwito gak lepas walaupun saya mengulet seperti apa saja. Mereka mengancing ke-2  pergelangan tanganku di muka dada mereka masing-masing dan tangan mereka yang satunya seperti tidak suntuk mainkan ke-2  payudaraku.

Dengan gerak badan yang ketahan semacam ini, saya terasa tidak punya daya juga utk sekedar lepaskan pergolakan orgasmeku. Tetapi diam diam saya malahan benar-benar suka diberlakukan sesuai ini oleh mereka, serta saya benar-benar nikmati ketidak mempunyai dayaanku ini.

VII. Pembantaian Itu Bersambung

"Telah dong… turunin saya ya…", saya meminta serta merengek-rengek dari mereka dengan napas yang terengah-engah.

"Aanggkkh…", saya melenguh sejadi jadi saat jawaban yang kuterima yakni pagutan Wawan di bibir vaginaku.

Namun cuman sesaat saja, Wawan udah hentikan pagutannya. Serta dia turunkan ke-2  kakiku dari pangkuan pundaknya, membiarkanku terkait lemas dengan ke-2  tanganku yang masih melingkar di leher pak Berbudiin serta Suwito, dan ke-2  pergelangan tanganku yang selalu terkunci di muka dada mereka.

CERITA SEKS KENAKALAN NON ELIZA MONTOK PART6

Saya menyaksikan Wawan ketujuan pintu yang batasi sisi dalam dan luar di lantai dua rumahku ini, dan dia ambil kunci pintu yang menempel di lubang kunci sisi dalam pintu itu, lalu menempatkan kunci itu di sisi luarnya.

Selanjutnya Wawan tutup serta mengancing pintu itu, lalu dia masukkan kunci pintu itu dalam kantong celananya, sekalian melihatku dengan senyuman penuh hinaan, seakan akan menyampaikan jika sekali ini saya mustahil dapat lolos.

Tiba-tiba saya terperanjat sebab saya memahami satu perihal. Bukan bab saya telah tidak kemungkinan dapat larikan diri, karena saya telah memahami jikapun saya usaha lari ke bawah, pada akhirannya di bawah kelak saya mesti terkepung kembali oleh mereka dari 2 arah dan dapat selekasnya ketangkap kembali oleh mereka.

Yang kumaksud merupakan, kenapa mereka menunjuk tempat jemuran pakaian ini untuk tempat membabat diriku? Di daerah yang amat terbuka ini, bagaimana bila kelak rintihan serta lenguhanku hingga sampai kedengar oleh orang yang melalui di jalan depan rumahku? Atau, bagaimana bila kami sampai dilihat oleh tetangga di muka rumahku yang tanpa menyengaja memandang menuju rumahku?

"Wan… gak boleh di sini dong… di kamar saja ya…", saya mulai merengek-rengek.

"Agar non dapat lari?", bertanya Wawan dengan suara mengolok.

"Nggak… bukan getho Wan… saya takut kalaupun di sini kelak suaraku kedengar orang di muka gimana… Iya dech saya janji tidak akan lari kembali", saya usaha meminta dengan suara memelas.

"Ya bila getho non gak boleh bernada, enteng kan?", jawab Wawan semaunya, dan dia mulai dekatiku.

Saya memandang Wawan sekalian memasangkan muka cemberut, namun selang berapa saat badanku melafalkanng sewaktu ke-2  payudaraku udah kembali diremas remas oleh pak Bijakin dan Suwito.

"Eeh… mmmhh…", saya mengerang serta mengulet, di antara kesenangan serta kesakitan.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

Wawan selalu merapat, dan saat ini penglihatanku berganti menuju pada penis Wawan itu udah tegak mengacungkan itu, yang siap buat mengeduk dan mencabuli lubang vaginaku.

Sewaktu Wawan udah membungkuk di hadapanku dan ke-2  pahaku yang kurapatkan mulai sejak barusan ini dikendurkan olehnya, saya menggigit bibir serta pejamkan mataku, siap-siap mengikhlaskan lubang vaginaku ini terima tusukan kasar dari penis superior Wawan itu.

"Mmm…", saya mengerang lambat saat kurasakan bibirku ini di cium halus, serta saya masih tetap pejamkan mataku.

Kecupan Wawan ini demikian mesra. Membuat jantungku berdetak kuat.

"Mmmhh…", saya kembali mengesah saat kurasakan suatu jemari tangan tercelup masuk ke lubang vaginaku.

Jemari tangan yang nakal itu mulai mengeduk lubang vaginaku. Tambah lagi dengan remasan remasan halus di ke-2  payudaraku oleh pak Bijaksanain dan Suwito, pula kecupan mesra Wawan yang saat ini telah beralih menjadi pagutan penuh gairah di bibirku, semuanya membuatku mulai teraniaya dalam birahi.

Ke-2  lututku ibaratnya lemas. Jika kini ke-2  tanganku tak melingkar di leher ke-2  pejantan yang ada di sebelah kanan dan kiriku ini, ke-2  kakiku ini pastilah gak dapat menyokong badanku. Saya kembali rapatkan ke-2  pahaku, coba mencegah derasnya laporkan jemari tangan Wawan yang mengakibatkan rasa nyeri pada lubang vaginaku.

Sedangkan saya lagi mengesah terhambat saat bibirku terus dipagut Wawan sesuai ini, dan napasku mulai habis. Saya kian teraniaya dalam keasyikan ini. Saya tidak bisa meronta, badanku rasanya terlampau lemas, tenagaku lesap tidak tahu ke mana.

Saya buka mataku, memandang Wawan dengan sayu, coba menggelengkan kepalaku, mengharapkan dia mengetahui kodeku jika saya mulai menanggung derita lantaran kekurangan napas. Tapi Wawan jadi meningkatkan siksaan ini. Saya rasakan lidah Wawan melesak masuk ke mulutku, dan reflek saya membalasnya, sampai lidah kami sama-sama bertaut.

CERITA SEKS KENAKALAN NON ELIZA MONTOK PART6

Seterusnya, Wawan dengan kuat mengisap mulutku, menarik serta menyesap air ludah dalam mulutku ini. Saya telah tidak dapat bernafas kembali lantaran luapan birahi yang menyerang diriku ini semisal menutup dadaku.

"Oooh…", saya menyambat lega saat selanjutnya Wawan melepas pagutannya selesai suka mencucup semuanya air ludah di mulutku ini.

Napasku terengah-engah gak karuan sesudah barusan saya cukuplah lama kekurangan napas. Saya usaha mengendalikan napasku ini, tapi cubitan nakal Suwito pada puting kanan payudaraku ini bikin napasku kembali mengincar.

Dan saat pak Berbudiin meremas kuat payudara kiriku, serta menyesap puting payudaraku itu dengan sekeras kuatnya, saya mendesah kenikmatan nikmati seluruhnya cumbuan mereka ini.

"Aauw…", saya kembali menyambat di saat Wawan dengan sesenang hati mengambil jemari tangannya yang semenjak barusan direndam celup ke lubang vaginaku.

‘Waan… memasukkan lagi…', saya menjerit dalam hatiku.

Saya sedih. Saya gak mau jemari tangan yang nakal itu keluar dari dalam lubang vaginaku. Saya pengin meminta pada Wawan biar dia pengin masukkan jemari tangannya kembali, atau justru masukkan penis perkasanya itu ke lubang vaginaku.

Tetapi saya masih lumayan sadar buat mengontrol harga diriku menjadi nona majikan mereka. Karena itu saya mau tak mau diam dan pejamkan mataku, sembari mengharapkan mudah-mudahan Wawan selekasnya memikat lubang vaginaku kembali.

"Mmmhh…", saya melenguh perlahan sewaktu rasakan suatu hal yang tebal, hangat dan basah tekan bibir vaginaku.

Saya membuka kembali mataku. Rupanya saat ini Wawan sedang berjongkok di depanku dan menjilat-jilati bibir vaginaku. Ternyata Wawan masih ingin permainkanku, menganiaya diriku yang udah terbenam dalam pergolakan birahiku ini.

Seterusnya Wawan merengkuh ke-2  pahaku, lalu dia memagut bibir vaginaku. Saya mengesah kenikmatan, badanku kembali menggeliang, kurasakan cairan cintaku kembali meluluh.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

Serta kesan yang hebat menimpa diriku di saat tiba-tiba Suwito menangkap dan memagut bibirku, dan pak Bijakin yang masih menyusu pada puting kiri payudaraku, saat ini pun meremasi payudaraku yang satunya, yang pernah tidak bekerja sebab dibiarkan oleh Suwito yang saat ini repot melumat habis bibirku.

"Mmmh… mmm…", saya mengerang nikmat gara-gara cumbuan bertubi tubi yang telah dilakukan tiga pejantanku ini, serta saya cuma dapat mengguman tidak terang karena bibirku yang tetap dipagut dengan garang oleh Suwito.

Seakan semuanya ini belumlah cukup, saat ini Wawan kembali menusukkan lidahnya ke lubang vaginaku. Lidah itu merayu lubang vaginaku dengan nakal sekali, meliuk liuk ke kiri serta ke kanan, ke atas serta ke bawah, membuat mataku terbeliak, badanku melafalkanng dan menyebutng.

Saya sudah tentu menjerit kesenangan kalaupun bibirku sedang tidak dilumat oleh Suwito sesuai ini.

"Mmmhh… mmmpphh…", dalam serangan mereka saya mengesah panjang dan badanku tersentak seringkali iringi orgasme istimewa yang menyerang badanku.

Otot perutku menyebutng hingga terasanya akan kram, menghadirkan rasa nikmat antara terasa sakit yang menganiaya diriku. Seluruhnya masih tambah lagi dengan rasa nyeri yang tambah jadi di lubang vaginaku, yang memaksakanku untuk selalu orgasme.

Saya rasakan cairan cintaku membanjir banyak. Tetapi dengan kejam Wawan memagut bibir vaginaku kuat kuat serta pagutan itu tidak lepas meskipun saya menggeliang seperti apa saja. Dan seluruh cairan cintaku yang tetap meluluh itu dicucup dan diseruput Wawan sampai habis.

"Mmmhk…", saya mendesah kurang kuat, pasrah.

Tidak ada yang dapat kulakukan kecuali menggelepar, meronta, mengerang ketahan. Akan tetapi gelombang orgasme yang menderaku ini sekali-kali tak menyurut, karena Wawan selalu mengeduk aduk lubang vaginaku dengan lidahnya, sedang Suwito tidak membebaskan bibirku dari pagutannya, sementara pak Bijaksanain masih bergairah memagut puting kanan payudaraku.

Mereka selalu menjarah badan nona majikan mereka ini.

CERITA SEKS KENAKALAN NON ELIZA MONTOK PART6

Seusai sekejap disiksa semacam ini oleh mereka, penglihatanku mulai kabur. Saya udah lemas serta cuman dapat pasrah terima semuanya. Tenagaku seperti raib bersama cairan cintaku yang tetap membanjir keluar lubang vaginaku. Dan rasa gak memiliki daya ini mengantarku orgasme kembali buat ke demikian kalinya.

"Uhuuk… ngghhk…", saya terbatuk batuk kekurangan napas di saat Suwito melepas pagutannya, dan saya harus melenguh nikmati orgasmeku.

"Non… non cakep sekali…", desah Suwito, lalu mengecup telingaku, mengulum daun telinga kiriku, memperbanyak semua kesan nikmat yang telah dari mulai barusan menganiaya badanku.

"Oooh…", saya mendesah dan menggigil, mataku kupejamkan kuat kuat.

Cumbuan yang tengah dilakukan Suwito kini demikian mesra, membuatku makin kebingungan serta tidak tahu mesti melakukan hal apa. Jantungku berdegap cepat, sedang orgasmeku sekalipun tak berkurang.

"Sudah Suwitoo… kamu mengapa sich… oooh…", saya merengek-rengek, tetapi saya kembali mendesah di saat tiba-tiba kurasakan suatu yang hangat pada leherku.

Saya tidak lagi merasai kuluman di puting kanan payudaraku, mempunyai arti pasti pak Bijakin yang mengarahkan gempurannya di leherku ini.

"Pak Bijakin juga… auuuh… Waaan… udaaah…", saya merengek-rengek rengek, meminta mereka menyudahi pembantaian pada diriku ini.

Tetapi mereka mana pengin mendengarkanku?

"Oooh… sudaah… hentikaaan…", saya lagi menjerit, merengek-rengek, meminta dengan napas yang tersengal.

Tetapi lidah yang nakal itu masih tetap bermain dalam lubang vaginaku, menyerang serta mengeduk tanpa ada ampun. Daun telinga kiriku selalu dilumat secara halus, lalu jilatan serta ciuman pada leherku ini… pun seluruh rabaan tangan tangan mereka yang penuh hasrat di sekujur badanku ini…

"Aaaah…", saya menjerit panjang, tidak mampu terima siksaan orgasme buat orgasme yang tetap menderaku sejak mulai badanku jatuh ke tangan tiga pejantanku.

BERSAMBUNG...

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama